Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Hilangnya Peradaban Kuno di China 4.000 Tahun Lalu Terungkap, Seperti Apa?

Kompas.com - 30/11/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 5.300 tahun yang lalu, sebuah peradaban kuno muncul di timur China dan membangun sebuah kota yang menakjubkan.

Jejak kota bernama Liangzhu ini masih bisa ditemui di sepanjang tepi Delta Sungai Yangtze di timur China.

Reruntuhan kota tersebut menjadi bukti kemampuan masyarakat Neolitik pada akhir Zaman Batu dalam hal kemajuan sosial, budaya, dan teknologi, terutama di bidang pertanian dan akuakultur. Seperti misalnya rekayasa hidrolik yang canggih.

Namun entah mengapa, sekitar 4300 tahun yang lalu peradaban Liangzhu secara misterius runtuh dan kota kuno itu tiba-tiba ditinggalkan.

Baca juga: Danau Penuh Bahan Beracun, Penyebab Kehancuran Peradaban Kuno Maya

Beberapa ahli berpikir jika musnahnya peradaban itu akibat bencana banjir.

"Lapisan tipis tanah liat yang ditemukan di reruntuhan menunjukkan kemungkinan hubungan antara kematian peradaban maju dengan banjir Sungai Yangtze atau banjir dari Laut China Timur," jelas ahli geologi Christoph Spötl dari University of Innsbruck di Austria.

Tetapi analisis itu rupanya belum memiliki gambaran jelas tentang banjir tersebut. Hingga akhirnya studi baru menelisik lebih dalam untuk mendapatkan hasil yang lebih detail.

Mengutip Science Alert, Senin (29/11/2021) dalam studi baru, tim peneliti memeriksa endapan lumpur purba, memeriksa formasi mineral seperti stalagmit dari dua gua bawah laut di wilayah tersebut.

Analisis sample stalagmit menunjukkan runtuhnya Kota Liangzhu ternyata bertepatan dengan periode curah hujan yang sangat tinggi, yang kemungkinan berlangsung selama beberapa dekade.

Hal tersebut mungkin terjadi karena peningkatan frekuensi El Niño.

"Hujan monsun besar-besaran mungkin menyebabkan banjir parah di Yangtze dan cabang-cabangnya, sehingga bahkan bendungan dan kanal yang canggih tidak dapat lagi menahan massa air ini, menghancurkan Kota Liangzhu dan memaksa orang untuk mengungsi," kata Spötl.

Itu juga diperburuk dengan genangan karena drainase yang buruk di dataran rendah, sehingga tak representatif sebagai tempat tinggal dan untuk bertani padi. Keruntuhan seluruh peradaban Liangzhu pun tak dapat ditolak.

Baca juga: Bukti Ritual Pengorbanan Manusia Peradaban Peru Kuno Terkuak, Seperti Apa?

Peneliti juga mengungkapkan sebelum keruntuhan akibat banjir, kota Liangzhu sebenarnya pernah berada dalam periode kekeringan yang cukup lama.

Studi arkeologi menunjukkan keberadaan kompleks hidrolik skala besar seperti bendungan di dekat kota Liangzhu. Ini menunjukkan, bahwa masyarakat Liangzhu secara efektif mengelola sumber daya air dengan menggunakan infrastruktur hidrolik untuk bertahan hidup di iklim kering.

Lebih lanjut, bekas banjir besar yang melanda Liangzhu masih menyisakan kondisi lembab selama ratusan tahun kemudian.

Selama waktu itu, budaya kuno lainnya pun muncul menggantikan peradaban Liangzhu. Salah satunya adalah dinasti Xia pada 2070 SM. Kebangkitan dinasti ini disebut dapat mengelola banjir sungai lebih baik.

Temuan ini dipublikasikan di Science Advances.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com