Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanam Pohon di Tempat yang "Salah" Bisa Meningkatkan Pemanasan Global

Kompas.com - 30/03/2024, 14:44 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Menurut para ilmuwan, menanam pohon di tempat yang "salah" dapat berkontribusi terhadap pemanasan global. Di samping itu, para ilmuwan pun mengidentifikasi lokasi terbaik untuk menanam pohon.

Pepohonan menyerap karbon dioksida dan memulihkan area hutan yang terdegradasi. Dengan kata lain, menanam pohon baru untuk meningkatkan tutupan hutan adalah salah satu cara untuk melawan perubahan iklim.

Namun, menurut sebuah penelitian di jurnal Nature Communications, dalam beberapa kasus, lebih banyak pohon berarti lebih sedikit sinar matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan Bumi dan lebih banyak panas yang diserap oleh planet ini.

Susan Cook-Patton, salah peneliti studi tersebut, mengatakan bahwa ada beberapa tempat di mana penebangan pohon kembali menyebabkan dampak negatif terhadap iklim.

Baca juga: 4 Pohon Tertinggi di Dunia yang Masih Hidup

Para ilmuwan telah memahami bahwa memulihkan tutupan pohon menyebabkan perubahan albedo, jumlah radiasi matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan planet, namun mereka tidak memiliki alat untuk menjelaskannya.

Dengan menggunakan peta baru, para peneliti untuk pertama kalinya dapat mempertimbangkan efek pendinginan dari pepohonan dan pemanasan yang disebabkan oleh penurunan albedo.

Ilmuwan menemukan bahwa proyek yang tidak memasukkan albedo ke dalam perhitungan akan melebih-lebihkan manfaat iklim dari penambahan pohon sebesar 20 hingga 80 persen.

Namun, peta tersebut menyediakan alat untuk membantu pembuat kebijakan mengidentifikasi tempat terbaik untuk menyalurkan sumber daya yang langka untuk memaksimalkan dampak iklim, menurut Cook-Patton.

Memaksimalkan "investasi"

Albedo tertinggi terdapat di wilayah beku di dunia, dan salju serta es bersih memiliki tingkat albedo tinggi, yang memantulkan hingga 90 persen energi matahari.

Baca juga: Fosil Pohon Langka Ungkap Evolusi Tanaman, Seperti Apa?

Air merupakan salah satu agen pendingin utama di Bumi, bersama dengan daratan dan lautan yang menyerap panas berlebih dan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Banyak negara yang berjanji untuk menanam miliaran pohon sebagai benteng melawan pemanasan global, namun tidak semua upaya memberikan dampak yang sama bagi planet ini.

Lingkungan tropis yang lembap seperti Amazon dan Cekungan Kongo memiliki simpanan karbon yang tinggi dan perubahan albedo yang rendah, menjadikannya lokasi yang ideal untuk memulihkan tutupan hutan. Hal sebaliknya terjadi di padang rumput dan sabana beriklim sedang, kata Cook-Patton.

Bahkan, proyek di lokasi terbaik pun mungkin menghasilkan pendinginan 20 persen lebih sedikit dari perkiraan jika perubahan pada albedo diperhitungkan.

Namun, Cook-Patton menekankan bahwa restorasi hutan memberikan manfaat yang tidak dapat disangkal bagi manusia dan planet ini, seperti mendukung ekosistem dan menyediakan udara dan air bersih.

Cook-Patton menegaskan, ia tidak ingin studi yang dilakukannya menjadi kritik terhadap gerakan penanaman pohon. Namun, menurutnya, kita tidak bisa menanam pohon di mana-mana karena keterbatasan uang, waktu, sumber daya, dan bibit.

Jadi, studi ini mengingatkan untuk benar-benar memaksimalkan "investasi" yang dilakukan dan mendapatkan manfaat besar bagi iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com