Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bumi Pernah Alami Pemanasan Ekstrem Ratusan Juta Tahun Lalu

Kompas.com - 28/03/2024, 10:09 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bumi sedang berada di tengah-tengah periode pemanasan global ekstrem, yang disebut Maksimum Termal Paleo-Eosen, yakni ketika suhu Bumi begitu panas hingga kutub mencapai suhu mendekati tropis.

Mengingat Bumi tampaknya terus-menerus memecahkan rekor suhu tertinggi, apakah Bumi pernah sepanas ini sebelumnya?

Bumi pernah alami pemanasan ekstrem

Bumi telah mengalami periode pemanasan ekstrem lebih dari satu kali. Kutub telah membeku, mencair, dan membeku lagi. Kini, Bumi kembali memanas.

Meski demikian, menurut Stuart Sutherland, ahli paleontologi di British Columbia University, perubahan iklim saat ini adalah hal yang berbeda, dan jelas bukan sekadar bagian dari siklus alam.

Iklim Bumi secara alami berfluktuasi; selama puluhan ribu tahun, rotasi Bumi mengelilingi matahari perlahan berubah, menyebabkan variasi dalam segala hal, mulai dari musim hingga pancaran sinar matahari.

Baca juga: Bukti Gempa Bumi Paling Awal Ditemukan di Afrika

Sebagian akibat osilasi ini, Bumi mengalami periode glasial (lebih dikenal sebagai zaman es) dan periode interglasial yang lebih hangat.

Namun, untuk menciptakan peristiwa pemanasan besar-besaran, seperti Maksimum Termal Paleo-Eosen, diperlukan lebih dari sekadar perubahan kemiringan poros Bumi.

Karbon dioksida, penyebab pemanasan ekstrem

Peristiwa pemanasan ekstrem selalu melibatkan penyebab yang tidak terlihat, sesuatu yang sudah kita kenal saat ini, yakni karbon dioksida atau CO2 dalam dosis besar.

Gas rumah kaca ini bertanggung jawab atas Maksimum Termal Paleo-Eosen. Bahkan, konsentrasi CO2 bisa begitu tinggi tanpa ada manusia.

Sébastien Castelltort, ahli geologi di Jenewa University, mengatakan bahwa para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin dengan penyebab hal tersebut. Dugaan terbaik mereka adalah gunung berapi mengeluarkan karbon dioksida ke atmosfer, memerangkap panas, dan melelehkan kantong metana yang membeku, gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO2 yang telah lama tersimpan di bawah laut.

Baca juga: Rekor Suhu Panas Diperkirakan Terjadi Lagi Tahun 2024

Hanya karena peristiwa pemanasan ekstrem yang dipicu oleh gas rumah kaca telah terjadi sebelumnya, bukan berarti peristiwa tersebut tidak berbahaya. Contoh, peristiwa kepunahan Permian-Trias, yang terjadi beberapa juta tahun sebelum dinosaurus muncul di planet ini.

Peristiwa pemanasan ini, yang terjadi 252 juta tahun yang lalu, begitu ekstrem sehingga Sutherland menyebutnya sebagai "contoh dari efek rumah kaca yang tak terkendali".

Peristiwa pemanasan yang juga disebabkan oleh aktivitas gunung berapi (dalam hal ini letusan wilayah gunung berapi yang disebut Siberian Traps) memicu kekacauan iklim dan kematian yang meluas.

Saat itu, suhu naik 10 derajat Celsius, bandingkan dengan kenaikan suhu sebesar 1,2 derajat Celcius sejak manusia mulai menggunakan bahan bakar fosil. Kemudian, sekitar 95 persen biota laut dan 70 persen biota darat punah.

Tidak diketahui secara pasti seberapa tinggi konsentrasi gas rumah kaca selama peristiwa kepunahan Permian-Trias, namun kemungkinan besar konsentrasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan saat ini.

Baca juga: Bagaimana Cuaca Panas Memengaruhi Manusia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com