Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Minum Kopi Turunkan Risiko Kambuhnya Kanker Usus

Kompas.com - 28/03/2024, 07:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Menurut penelitian baru, peminum kopi memiliki risiko lebih rendah mengalami pertumbuhan kembali tumor kanker di usus.

Sebuah studi observasional terhadap 1.719 orang di Belanda menemukan bahwa pasien kanker kolorektal yang meminum setidaknya dua cangkir kopi sehari memiliki kemungkinan lebih kecil untuk kambuh di masa mendatang. Minum beberapa cangkir kopi sehari juga tampaknya mengurangi risiko kematian dini.

Menurut analisis, hal ini berlaku untuk pasien yang menderita semua penyakit, kecuali kanker usus stadium akhir.

Saat ini, kanker usus dapat muncul kembali setelah pengobatan pada 30 persen pasien, yang berarti bahwa jika temuan terbaru ini dapat diverifikasi dalam penelitian yang lebih besar, kopi berpotensi diakui sebagai "obat" yang penting bagi pasien kanker.

Dibandingkan dengan pasien kanker kolorektal yang minum kurang dari dua cangkir kopi sehari, pasien kanker dalam penelitian ini, yang meminum setidaknya lima cangkir kopi sehari, memiliki peluang 32 persen lebih rendah untuk mengalami kambuh dalam waktu enam tahun ke depan.

Baca juga: 5 Manfaat Kopi Hitam untuk Kesehatan

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh para ilmuwan di Wageningen University, Belanda, dalam kurun waktu yang sama, terdapat juga hubungan antara seberapa banyak kopi yang diminum seorang pasien dan risiko kematian akibat sebab apa pun.

Tiga hingga lima cangkir kopi sehari dikaitkan dengan penurunan terbesar dalam semua penyebab kematian, mencapai puncaknya sekitar 29 persen, dibandingkan dengan peserta yang minum kurang dari dua cangkir. Namun, setelah lebih dari lima cangkir sehari, puncaknya akan menurun.

Penelitian di Belanda ini adalah salah satu penelitian pertama yang mempertimbangkan pengaruh minum kopi pada tingkat kekambuhan pasien kanker usus, bukan hanya tingkat kelangsungan hidup mereka.

Satu-satunya penelitian lain yang menyelidiki topik ini tidak menemukan hubungan antara minum kopi dan kambuhnya kanker. Studi ini hanya berfokus pada pasien dengan kanker usus besar stadium III, sedangkan penelitian terbaru di Belanda mengamati pasien kanker usus stadium I hingga III.

Sayangnya, penyebab kematian spesifik tidak dapat dievaluasi dengan data yang ada, sehingga tidak mungkin untuk mengatakan apakah tingkat kelangsungan hidup di kalangan peminum kopi di Belanda secara spesifik mengurangi risiko kematian akibat kanker usus, atau apakah ada efek perlindungan lain yang berperan.

Baca juga: Apakah Kopi Bersifat Asam?

Beberapa penelitian telah menghubungkan sifat antioksidan dari kopi dengan peningkatan kualitas kardiovaskular. Penelitian lain menunjukkan, minuman ini dapat melindungi dari beberapa jenis kanker kulit, kanker hati, kanker rahim, kanker prostat, atau bahkan kanker mulut.

Studi lain tentang hubungan kopi dan harapan hidup

Sebagian besar penelitian sejauh ini murni bersifat observasional, namun hubungan antara kopi dan harapan hidup yang lebih panjang telah ditemukan di beberapa studi lainnya.

Sebuah studi tahun 2018 di AS, misalnya, menemukan bahwa pasien kolorektal yang mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi sehari memiliki risiko 30 persen lebih rendah terhadap semua penyebab kematian dibandingkan mereka yang tidak minum kopi sama sekali.

Studi yang sama juga menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari empat cangkir kopi sehari mengurangi risiko kematian hingga 54 persen di antara pasien kanker kolorektal stadium apa pun, termasuk kasus yang paling parah.

Mungkin kopi memiliki efek terapeutik yang kuat karena mengaktifkan jalur metabolisme yang mengurangi stres oksidatif atau mungkin kopi mengubah mikrobioma usus untuk mencegah perkembangbiakan kanker di usus. Meningkatkan kekuatan hati bisa menjadi cara lain kopi meningkatkan daya tahan tubuh melawan kanker.

Baca juga: Antara Risiko dan Manfaat Kopi untuk Kesehatan Hati

Meskipun ilmuwan tidak dapat menyimpulkan hubungan sebab-akibat dalam penelitian observasional mereka, para penelit di Belanda menyimpulkan, temuan mereja dapat menginformasikan penelitian intervensi di masa depan dan memberikan bukti untuk mengembangkan pedoman bagi pasien kanker kolorektal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com