Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2024, 01:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Tahukah Anda bahwa berat badan dapat sedikit berkurang di pagi hari? Inilah sebabnya banyak orang yang lebih memilih untuk menimbang berat badannya setelah bangun tidur, meskipun angka timbangan yang lebih rendah tersebut bukan disebabkan oleh hilangnya lemak, melainkan hilangnya air.

Meski demikian, ini tidak berarti tubuh tidak membakar kalori dalam semalam. Saat tidur, tubuh harus memberi bahan bakar pada proses metabolisme kompleks yang membuat kita tetap hidup dan sehat. Sementara itu, tubuh juga kehilangan air melalui napas dan keringat.

Menurut beberapa perkiraan, lebih dari 80 persen penurunan berat badan dalam semalam mungkin disebabkan oleh kehilangan air. Meskipun demikian, jumlah kehilangan air saat tidur bervariasi bergantung pada komposisi tubuh dan laju metabolisme.

Pengaruh tidur terhadap berat badan

Banyak strategi penurunan berat badan yang berfokus pada diet dan olahraga, namun penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas tidur juga berperan besar bagi kemampuan tubuh mengatur berat badan.

Baca juga: Bahaya Tidur dengan Lampu Menyala

Beberapa penelitian berbasis populasi telah menemukan hubungan antara kurang tidur kronis dan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi, yang merupakan indikator berat badanm

Sebuah penelitian pada orang dewasa berusia 67–99 tahun menemukan, mereka yang tidur 5 jam atau kurang per malam, rata-rata, 3 kali lebih mungkin mengalami obesitas, dibandingkan dengan mereka yang tidur 7–8 jam per malam.

Oleh karena itu, mungkin ada baiknya memprioritaskan tidur yang cukup sebagai bagian dari rencana penurunan berat badan.

Kebiasaan tidur dapat memengaruhi hormon rasa lapar

Kaitan antara tidur dan berat badan sebagian dapat dijelaskan oleh bagaimana kurang tidur memengaruhi produksi hormon lapar dalam tubuh.

Leptin dan ghrelin adalah hormon yang mengatur perasaan lapar dan kenyang. Leptin dilepaskan oleh sel-sel lemak dan berfungsi menekan nafsu makan, sedangkan ghrelin dilepaskan oleh lambung dan membuat kita merasa lapar.

Baca juga: Apa Saja Minuman yang Baik Diminum Setelah Bangun Tidur?

Idealnya, hormon-hormon ini bekerja sama untuk memberi tahu tubuh kapan membutuhkan lebih banyak energi dan kapan tubuh cukup mengonsumsi kalori.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanpa tidur yang cukup, keseimbangan antara keduanya bisa terganggu.

Sebuah penelitian kecil pada 12 pria sehat menemukan bahwa kurang tidur menurunkan sirkulasi leptin sebesar 18 persen dan meningkatkan produksi ghrelin sebesar 28 persen, yang menyebabkan peningkatan nafsu makan sebesar 23 persen.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kit mendambakan makanan yang sangat enak, termasuk makanan padat kalori seperti camilan manis dan asin, ketika kurang tidur.

Jika digabungkan, perubahan produksi hormon dan nafsu makan yang disebabkan oleh kurang tidur dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan risiko obesitas.

Namun, hubungan antara faktor-faktor ini masih belum jelas, dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami bagaimana pola tidur yang sehat dapat digunakan bersamaan dengan pola makan seimbang dan olahraga untuk mendorong penurunan berat badan yang aman dan berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com