KOMPAS.com - Sebuah studi baru melaporkan bahwa mengganti gula dengan pemanis rendah atau tanpa kalori dapat membantu pengelolaan berat badan setelah diet tanpa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Penelitian yang dipresentasikan pada European Congress on Obesity (ECO) di Venesia, Italia, ini menunjukkan bahwa pengelolaan berat badan tetap berlanjut setidaknya selama satu tahun.
Penelitian tersebut, yang diberi nama SWEET project, juga menemukan bahwa mengonsumsi pemanis dan penambah rasa manis berkorelasi dengan peningkatan kepuasan makan, peningkatan suasana hati, penurunan keinginan mengidam, dan penurunan preferensi eksplisit terhadap makanan manis di kalangan orang dewasa.
SWEET project melibatkan uji coba selama satu tahun untuk melihat apakah penggunaan pemanis sebagai bagian dari diet sehat dan rendah gula dapat meningkatkan pengelolaan berat badan setelah diet yang cepat.
Baca juga: Studi: Minum Cuka Sari Apel Bantu Mengontrol Berat Badan
Para peneliti merekrut 341 orang dewasa yang kelebihan berat badan dan 38 anak-anak yang kelebihan berat badan dari Denmark, Spanyol, Yunani, dan Belanda.
Selama dua bulan pertama penelitian, orang dewasa mengadopsi diet rendah kalori dengan tujuan menurunkan setidaknya 5 persen berat badannya, sementara anak-anak disarankan untuk menjaga berat badannya.
Selama 10 bulan berikutnya, peserta dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
Baca juga: Kenapa Gula Stevia Bernilai 0 Kalori?
Sepanjang penelitian, peserta menyelesaikan kuesioner tentang pola makan, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan kualitas hidup.
Berat badan, ukuran tubuh, dan penanda diabetes dan penyakit jantung juga diukur di awal dan kembali diperhitungkan setelah 2, 6, dan 12 bulan.
Kemudian, setelah 12 bulan, kelompok yang menghindari pemanis dan pengganti gula menunjukkan peningkatan kesukaan terhadap makanan manis berkalori lainnya.
Selain itu, kelompok yang menggunakan pemanis memiliki pemeliharaan berat badan yang sedikit lebih baik setelah satu tahun dibandingkan kelompok tanpa pemanis.
Para peneliti pun tidak menemukan perbedaan signifikan dalam penanda diabetes dan penyakit jantung antara kedua kelompok.
Meski demikian, diperlukan lebih banyak penelitian dengan jumlah anak yang lebih besar untuk mengetahui efek pemanis pada individu yang lebih muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.