KOMPAS.com - Dalam era kesadaran kesehatan yang semakin meningkat, semakin banyak orang yang merenungkan pilihan makanan yang mereka konsumsi.
Salah satu perhatian utama adalah gula. Meskipun memberikan kenikmatan rasa manis pada hidangan sehari-hari juga memiliki dampak negatif pada kesehatan kita.
Baca juga: Jadi Pengganti Gula, Ahli Temukan Rahasia Rasa Manis Daun Stevia
Risiko diabetes, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya menjadi landasan bagi pencarian alternatif gula yang lebih sehat.
Salah satu alternatif yang semakin populer adalah daun stevia.
Dilansir dari Medical News Today, Senin (13/11/2023), Stevia atau dikenal sebagai Stevia rebaudiana Bertoni merupakan tanaman semak lebat yang termasuk dalam keluarga bunga matahari.
Ada sekitar 150 spesies stevia yang berasal dari Amerika Utara dan Selatan.
Meskipun Tiongkok menjadi eksportir utama produk stevia saat ini, produksi stevia kini telah meluas ke berbagai negara.
Stevia diketahui memiliki tingkat kelebihan manis 200 hingga 300 kali lipat dibandingkan dengan gula.
Untuk mencapai tingkat kelezatan setara dengan pemanis konvensional lainnya, stevia memerlukan sekitar 20 persen lahan dan menggunakan jumlah air yang lebih sedikit.
Stevia mengandung delapan jenis glikosida, yaitu stevioside, rebaudiosida A, C, D, E, F, steviolbiosida, dan dulkosida A.
Diantara semua, stevioside dan rebaudioside A (reb A) merupakan komponen yang paling dominan.
Daun stevia mengandung stevioside dalam rentang konsentrasi hingga sekitar 18 persen.
Baca juga: Manfaat Stevia untuk Tubuh, Bukan Sekadar Pemanis Pengganti Gula
Proses ekstraksi stevia melibatkan pemanenan daun, diikuti oleh pengeringan, ekstraksi air, dan proses pemurnian.
Stevia mentah merupakan produk olahan sebelum dimurnikan seringkali memiliki rasa pahit dan aroma yang kurang sedap hingga melalui tahap pemutihan atau penghilangan warna.
Seluruh proses ini membutuhkan sekitar 40 langkah untuk menghasilkan ekstrak akhir stevia.