KOMPAS.com - Dehidrasi adalah kondisi yang disebabkan oleh tubuh yang kekurangan cairan. Ada banyak penyebab dehidrasi, di antaranya adalah diare dan kurang asupan air.
Untuk mengatasi dehidrasi, kita bisa mengonsumsi larutan yang terbuat dari air, gula, dan elektrolit, khususnya kalium dan natrium. Minuman ini disebut larutan rehidrasi oral (ORS) atau oralit.
Secara umum, dehidrasi ringan dapat diatasi dengan mengonsumsi cairan, seperti air putih dan kaldu bening.
Tetapi, untuk dehidrasi tingkat sedang, oralit bisa jadi solusi yang ideal. Selain air, oralit mengandung glukosa dan elektrolit dalam jumlah tertentu.
Komponen ini memaksimalkan penyerapan cairan di saluran cerna. Saluran pencernaan bergantung pada sodium-glucose cotransporters (SGLTs), yang merupakan protein pembawa dalam sel usus. Cotransporter membantu memindahkan zat melintasi membran.
Baca juga: Benarkah Teh Bisa Sebabkan Dehidrasi?
Secara khusus, SGLT menggabungkan transportasi natrium dan glukosa di usus kecil. Hal ini memungkinkan glukosa untuk meningkatkan penyerapan cairan.
Selain itu, natrium membutuhkan glukosa agar dapat diserap dengan baik. Inilah sebabnya oralit mengandung glukosa dan natrium.
Sejak tahun 1975, World Health Organization (WHO) dan UNICEF telah merekomendasikan oralit untuk mengatasi dehidrasi akibat diare.
Oralit dirancang untuk menormalkan kadar elektrolit. Namun, jika larutan tidak disiapkan atau digunakan dengan benar, dapat menyebabkan keracunan garam, yang dikenal sebagai hipernatremia.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Dehidrasi?
Berikut adalah beberapa kemungkinan efek samping dari minum oralit:
Perlu dicatat bahwa ada beberapa kondisi yang harus hati-hati jika mengonsumsi oralit, termasuk: