Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Mengapa Kotaku Semakin Panas?

Kompas.com - 23/12/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nunung Puji Nugroho

KINI udara di daerah perkotaan terasa sangat panas dengan terik matahari yang menyengat kulit. Namun, ketika berada di daerah perdesaan, kita rasakan udara yang lebih sejuk.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Baca juga: Menelaah Kembali Daya Tarik Jakarta sebagai Kota Tujuan Migran

Fenomena tersebut dikenal sebagai Urban Heat Island (UHI) atau pulau panas perkotaan, yaitu ketika suhu daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan di sekitarnya.

Fenomena UHI merupakan permasalahan lingkungan yang semakin mendapat perhatian di dunia, termasuk Indonesia. Dengan pesatnya laju urbanisasi serta adanya dampak perubahan iklim, pemahaman dan penanganan UHI menjadi penting.

Namun, sebagai negara kepulauan dengan karakteristik iklim dan pola pembangunan perkotaan yang beragam, Indonesia mengalami fenomena UHI dengan tingkat yang berbeda-beda pula.

Tulisan ini bertujuan untuk memahami fenomena UHI di Indonesia, dengan mempertimbangkan penyebab, dampak, dan strategi mitigasinya.

Penyebab UHI

Fenomena UHI disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan lanskap alam. Faktor-faktor penyebab UHI adalah sebagai berikut:

1. Urbanisasi

Meskipun laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurun pada tahun 2023, yaitu 1,13 persen, namun populasi perkotaan terus meningkat akibat urbanisasi. Hal ini menyebabkan peningkatan konstruksi, transportasi, dan penggunaan energi.

Baca juga: Mengapa Suhu Udara Panas Belakangan Ini?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk perkotaan adalah 56,7 persen pada tahun 2020 dan diperkirakan meningkat menjadi 66,6 persen pada tahun 2035.

2. Pembangunan infrastruktur

Pesatnya laju urbanisasi menuntut adanya pembangunan infrastruktur yang ekstensif dengan mengorbankan lanskap alam.

Daerah perkotaan dengan kepadatan tinggi dan gedung-gedung bertingkat cenderung memerangkap panas dan menghambat sirkulasi udara, sehingga meningkatkan efek UHI.

Selain itu, pemilihan material dalam konstruksi dan infrastruktur yang menyerap panas, seperti aspal dan beton, berkontribusi terhadap peningkatan suhu.

3. Kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ketika kota-kota berkembang pesat, lanskap alam akan tergantikan dengan lingkungan terbangun, sehingga mengurangi ruang hijau. Hal tersebut akan mengurangi keteduhan, meningkatkan panas, dan meminimalkan pendinginan alami melalui evapotranspirasi.

Banyak kota di Indonesia yang mengalami kekurangan RTH.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com