Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada tahun 2019 baru 13 dari 174 kota di Indonesia yang mengikuti Program Kota Hijau dengan porsi RTH seluas 30 persen atau lebih.
Baca juga: Perubahan Iklim Berpotensi Bikin Bumi Terlalu Panas untuk Manusia
Permintaan energi di wilayah perkotaan terus meningkat. Penggunaan Air Conditioner (AC) dan peralatan penghasil panas lainnya secara ekstensif di bangunan komersial dan perumahan dapat meningkatkan suhu secara signifikan.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi energi listrik pada tahun 2022 adalah 1.173 kWh/kapita, naik 4,45 persen dibandingkan pada tahun 2021, dan diperkirakan naik sebesar 13,9 persen menjadi 1.336 kWh/kapita pada tahun 2023.
Padatnya lalu lintas kendaraan dan tingginya aktivitas industri akan meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memicu pemanasan global, polusi udara, dan fenomena UHI.
BPS melaporkan bahwa pada kuartal kedua 2023, sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 15,3 persen. Sementara itu, sektor industri mengalami pertumbuhan sebesar 4,9 persen.
UHI memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan manusia, konsumsi energi, dan lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
Baca juga: Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?
UHI menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi masyarakat perkotaan, terutama pada kelompok rentan seperti orang lanjut usia, anak-anak, dan individu dengan masalah kesehatan.
Paparan UHI dalam waktu lama dapat menyebabkan kelelahan akibat panas berlebih, yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Hal tersebut diperburuk oleh tingginya tingkat polusi udara di daerah perkotaan.
Seiring dengan meningkatnya suhu, terjadi peningkatan permintaan AC serta alat pendingin lainnya untuk mendinginkan gedung dan rumah.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi energi dan emisi GRK yang dapat memperburuk fenomena pemanasan global dan UHI.
Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Selain itu, UHI dapat mengganggu siklus air setempat akibat meningkatnya laju penguapan, sehingga menyebabkan penurunan ketersediaan dan kualitas air.
UHI menyebabkan peningkatan biaya perawatan kesehatan dan penggunaan energi serta penurunan produktivitas tenaga kerja akibat panas ekstrem.
Baca juga: Mengenal Geoengineering, Teknologi Mengurangi Suhu Panas Bumi
Kondisi tersebut dapat membebani perekonomian lokal dan menurunkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
Efek UHI dapat mengganggu ekosistem lokal, menyebabkan perubahan distribusi spesies, fenologi tanaman, dan peningkatan tekanan pada satwa liar. Selain itu, kenaikan suhu udara dapat meningkatkan suhu air, sehingga berdampak buruk pada ekosistem perairan.
Mengingat dampak negatif fenomena UHI, maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk memitigasinya.