Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Banyak Gunung Berapi, Planet Baru Ini Lebih Panas dari Bintang

Kompas.com - 15/05/2024, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh peneliti Universitas California Riverside telah meluncurkan anggota baru sistem bintang, yakni HD 104067. Terletak sekitar 66 tahun cahaya dari Bumi, HD 104067 adalah salah satu tata surya terpanas.

Planet api yang baru diidentifikasi, diberi nama TOI-6713.01, menunjukkan kondisi yang sangat ekstrem sehingga suhu permukaannya melebihi panas beberapa bintang.

Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA. Para peneliti awalnya berusaha mempelajari lebih lanjut tentang planet raksasa yang ditemukan sebelumnya dalam sistem ini.

Namun, deteksi TOI-6713.01 lah yang menarik perhatian para peneliti karena planet ini menunjukkan lingkungan yang didominasi oleh aktivitas gunung berapi dan panas yang luar biasa.

Lebih panas dari bintang

TOI-6713.01 merupakan planet berbatu yang berukuran sekitar 30 persen lebih besar dari Bumi, ditemukan memiliki suhu permukaan 2.326 derajat Celcius.

Baca juga: Hipotesis Adanya Planet Kesembilan Alami Peningkatan

Memang tidak sepanas Matahari, tapi lebih panas dari beberapa bintang yang pernah ditemukan. Sebagai perbandingan, suhu di Venus, planet terpanas di tata surya, adalah 471 derajat Celcius.

Tekanan membuat planet menjadi panas

Kondisi ekstrim di planet TOI-6713.01, utamanya, disebabkan oleh pemanasan pasang surut, sebuah proses yang melibatkan gaya gravitasi dari planet tetangga menyebabkan gesekan internal, sehingga mengakibatkan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Di Bumi, pasang surut sebagian besar disebabkan oleh gravitasi Bulan yang menyeret lautan. Namun, di satelit seperti Europa, yang membeku di permukaan, tekanan tinggi menciptakan panas yang cukup untuk mencairkan es dan menghasilkan lautan air cair di bawah permukaan beku.

Orbit eksentrik planet yang baru ditemukan ini—terjepit dan terdistorsi oleh tarikan gravitasi dua planet luar yang lebih besar—mencerminkan dinamika yang memengaruhi bulan Jupiter, Io.

Penemuan ini tidak hanya menyoroti dampak signifikan interaksi gravitasi terhadap kondisi planet, tetapi juga menantang pemahaman para astronom tentang dinamika planet.

Baca juga: Ke Mana Perginya Semua Air di Planet Venus?

Peneliti mengatakan bahwa efek pasang surut terhadap planet secara historis belum menjadi fokus utama penelitian planet ekstrasurya. Namun, mungkin hal itu akan berubah setelah temuan ini.

Ke depan, tim peneliti berencana untuk menyelidiki lebih lanjut TOI-6713.01 dengan mengukur massa dan kepadatannya, yang dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang proses vulkanik yang terjadi.

Studi yang sedang berlangsung ini diharapkan dapat menjelaskan peran efek pasang surut dalam penelitian planet ekstrasurya, sebuah aspek penemuan yang sebagian besar belum dieksplorasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com