Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Speculoos-3b, Planet Seukuran Bumi yang Waktu Orbitnya Hanya 17 Jam

Kompas.com - 21/05/2024, 14:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para astronom telah menemukan sebuah planet ekstrasurya seukuran Bumi yang mengorbit sebuah bintang dengan umur 100 kali lebih besar dari Matahari.

Planet tersebut dinamai Speculoos-3b.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Planet Seukuran Bumi yang Mengorbit Bintang Kecil

Planet Speculoos-3b

Speculoos-3b diketaui seukuran dengan Bumi dan berjarak 55 tahun cahaya, 10 kali lebih jauh dari planet ekstrasurya terdekat yang diketahui, Proxima Centauri. Planet ini merupakan planet kedua yang ditemukan di sistem bintang yang sama yaitu di sekitar bintang katai ultra-dingin.

“Speculoos-3 b secara praktis berukuran sama dengan planet kita,” kata Michaël Gillon dari Universitas Liège.

Bintang katai ultra-dingin ini berukuran sama dengan Jupiter dan dua kali lebih dingin dari Matahari, serta kecerahannya 100 kali lebih kecil.

Sedikit yang diketahui tentang bintang katai ultra-dingin karena luminositasnya yang rendah, namun mereka ada di mana-mana di seluruh Bima Sakti.

Satu tahun – orbit mengelilingi bintang – berlangsung sekitar 17 jam. Menjadikan siang dan malam tidak pernah berakhir. Ilmuwan percaya bahwa planet berputar secara sinkron, sehingga sisi yang sama, yang disebut sisi siang hari, selalu menghadap bintang, seperti halnya Bulan terhadap Bumi.

Di sisi lain, sisi malam akan terkunci dalam kegelapan tak berujung. Akibat cepatnya pergantian siang dan malam, planet ini kemungkinan besar terkunci pasang surut.

Meskipun bintangnya jauh lebih dingin, planet Speculoos-3b menerima energi hampir 16 kali lebih banyak per detik dari bintangnya dibandingkan Bumi dari Matahari. Dalam lingkungan seperti itu, keberadaan atmosfer di sekitar planet ini sangat kecil kemungkinannya.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Baru dengan Lautan Mendidih

Penemuan planet Speculoos-3b dipublikasikan Mei 2024 di Nature Astronomy dan dilakukan oleh proyek SPECULOOS, yang dipimpin oleh Universitas Liège, di Belgia. Juga kerja sama dengan Universitas Birmingham, Cambridge, Bern, dan Massachusetts Institute of Technology.

Para peneliti melihat planet tersebut saat ia melintasi permukaan bintangnya sehingga menyebabkan peredupan cahaya bintang. Transit tersebut terdeteksi oleh jaringan teleskop robot global Speculoos, dikutip dari laman UoB.

Bintang katai merah ultra-dingin membentuk sekitar 70 persen bintang di galaksi kita dan bertahan selama sekitar 100 miliar tahun, menjadikan mereka pesaing untuk menjadi bintang terakhir yang bersinar di alam semesta.

Karena sangat redup dan tersebar di langit, para astronom harus mengamatinya selama beberapa minggu untuk mendeteksi planet yang melintas di depannya.

Baca juga: Mungkinkah Ada Planet yang Seluruhnya Cairan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com