Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Seorang Psikopat Mengembangkan Kemampuan Empati?

Kompas.com - 15/05/2024, 12:32 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Psikopati adalah gangguan kepribadian kompleks yang sering kali dikaitkan dengan kurangnya empati dan pemahaman tentang perasaan orang lain.

Orang-orang dengan psikopati sering kali memiliki kecenderungan untuk tidak peduli atau memahami perasaan dan pengalaman emosional orang lain.

Baca juga: Apa Perbedaan Psikopat dan Sosiopat?

Namun, pertanyaannya adalah, apakah mungkin bagi seorang psikopat untuk mengembangkan kemampuan empati?

Psikopati dan empati

Sebelum menjelajahi pertanyaan ini, penting untuk menyadari bahwa definisi medis tentang psikopati sangat kompleks, dan para ahli masih berdebat tentang ruang lingkup yang seharusnya dimasukkan dalam istilah ini.

"Psikopati sendiri bukanlah diagnosis yang diterapkan secara luas," kata Katarina Howner, seorang ahli saraf di Institut Karolinska di Swedia.

"Ini lebih merupakan gangguan kepribadian yang sangat terkait dengan perilaku antisosial dan kriminal," sambungnya.

Seperti halnya gangguan kepribadian lainnya, kondisi ini diidentifikasi melalui wawancara mendalam tentang riwayat hidup seseorang, di mana para profesional kesehatan mental meneliti setiap aspek kehidupan individu, mencari pola ciri-ciri psikopat, seperti kurangnya empati dan kecenderungan terhadap agresi.

Orang yang terpengaruh oleh kondisi ini memiliki risiko tinggi untuk terlibat dalam perilaku kekerasan atau kriminal, serta berisiko kembali melakukan pelanggaran setelah dibebaskan dari penjara.

"Orang dengan sifat psikopat cenderung sangat memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kebutuhan pribadi mereka," jelas Howner.

Baca juga: Mengenal Psikopat, Kriminalitas Remaja Jadi Faktor Risikonya

"Mereka cenderung memiliki empati yang kurang dan tidak merasakan rasa malu atau bersalah. Mereka sering kali memiliki sifat ambisius dan impulsif yang membuat mereka merasa dapat bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensinya," tambahnya.

Bisakah seorang psikopat mengembangkan kemampuan empatinya?

Kurangnya empati emosional menyebabkan individu dengan psikopati sering terlihat tidak peduli dan kejam. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan psikopati masih memiliki kemampuan untuk mengalami empati jenis ini dalam situasi tertentu.

"Jika Anda dengan sengaja mengarahkan orang-orang dengan psikopati untuk mengidentifikasi emosi dalam gambar yang sangat jelas (misalnya, wajah yang mengekspresikan emosi dengan sangat jelas), mereka dapat melakukannya dengan akurat," kata Arielle Baskin-Sommers, seorang psikolog di Universitas Yale, dalam wawancara dengan Live Science.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences menunjukkan bahwa psikopat memiliki apa yang bisa disebut sebagai "saklar empati" yang mereka bisa aktifkan atau nonaktifkan sesuai keinginan.

“Gagasan pokoknya adalah bahwa psikopat adalah individu yang kurang memiliki emosi, yang tidak mampu merasakan emosi mereka sendiri sehingga sulit bagi mereka untuk merasakan emosi orang lain,” kata Christian Keysers dari Netherlands Institute for Neuroscience.

Baca juga: Psikopat Ternyata Bisa Memahami Perasaan Orang Lain, Asal...

“Pekerjaan kami menunjukkan bahwa situasinya tidak semudah itu. Mereka bukanlah individu yang sepenuhnya tanpa empati; sebaliknya, mereka memiliki kemampuan untuk menghidupkan dan mematikan empati. Secara default, tampaknya empati tersebut tidak aktif,” pungkasnya.

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com