Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2024, 12:38 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika kita memikirkan aksen, yang terlintas dalam pikiran biasanya adalah variasi suara dalam bahasa manusia, seperti perbedaan antara aksen British dan American English.

Namun, konsep aksen ternyata tidak hanya terbatas pada manusia. Hewan juga menunjukkan variasi vokal yang menarik yang bisa disebut sebagai "aksen".

Baca juga: Bagaimana Hewan Tahu Gilirannya Bicara saat Berkomunikasi?

Dikutip dari Daily Break, perbedaan aksen diamati pada spesies yang berbeda (seperti berbagai jenis serigala) dan pada spesies yang sama yang hidup di wilayah geografis berbeda. Perbedaan aksen ini mencakup variasi frekuensi, nada, dan tempo vokal.

Kelelawar, lumba-lumba, burung, monyet, dan paus adalah beberapa hewan yang memiliki aksen yang jelas berbeda.

Pada tahun 2013, algoritme komputer mengumpulkan dan menganalisis lolongan berbagai spesies serigala dan berhasil mengaitkan ID lolongan unik ke setiap spesies serigala.

Hal ini membantu para ilmuwan memantau berbagai populasi serigala di alam liar dengan lebih baik.

Penelitian Shane Gero, seorang peneliti dari Carleton University, terhadap paus sperma Karibia menunjukkan bahwa mereka memiliki tempo yang berbeda dalam coda mereka atau serangkaian suara klik yang digunakan untuk berkomunikasi.

Perbedaan-perbedaan ini berfungsi sebagai isyarat identitas bagi keluarga, kelompok sosial, dan kelompok regional, memberikan struktur sosial yang kaya dan kompleks di antara mereka di seberang lautan.

Monyet menunjukkan perbedaan dialek ketika lingkungannya berubah. Kera memiliki frekuensi panggilan yang sedikit berbeda ketika jaraknya bermil-mil satu sama lain.

Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan lingkungan, karena di wilayah yang lebih berhutan, seruan harus lebih tinggi agar dapat terdengar dengan jelas.

Baca juga: Monyet Ini Pakai Aksen Khusus untuk Berkomunikasi dengan Musuhnya

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa hewan peliharaan, seperti burung, kucing, dan anjing, dapat menangkap aksen pemiliknya, dengan menggabungkan fitur dialek manusia seperti nada dan intonasi ke dalam bahasa mereka sendiri.

Hewan dengan komunikasi yang lebih kompleks seringkali mempelajari seluk-beluk "bahasa" mereka dengan meniru individu-individu di sekitar mereka, dikutip dari Science Focus. 

Pada tahun 1958, para peneliti di Universitas Cambridge menunjukkan bahwa burung chaffinch jantan yang dipelihara secara terpisah tumbuh dengan menyanyikan lagu yang lebih sederhana; semua getaran dan variasi dalam lagu mereka ternyata dipelajari dari burung chaffinch lainnya.

Seiring waktu, populasi yang terisolasi dalam spesies yang sama dapat mengembangkan "lagu daerah" mereka sendiri.

Baca juga: Apa Itu Sindrom Aksen Asing?

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com