Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2024, 21:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bunga mawar memiliki warna yang beragam, termasuk merah, putih, kuning, merah muda, dan oranye. Tidak ada mawar berwarna biru secara alami, namun berkat bioteknologi, kita bisa melihat kecantikan mawar biru.

Sejauh ini, para peneliti di Jepang dan Australia telah mengembangkan mawar biru hasil rekayasa genetika, yang sebenarnya lebih mirip mawar ungu muda.

Mawar ini disebut yang paling dekat dengan mawar biru asli, namun para peneliti masih berupaya mengembangkan versi yang lebih biru dari mawar ini.

Percobaan selama berabad-abad

Mawar biru selama ini menjadi incaran yang banyak dicari oleh para pemulia mawar. Pada tahun 1840, masyarakat hortikultura di Inggris dan Belgia mengumumkan hadiah sebesar 500.000 franc bagi siapa saja yang dapat mengembangkan mawar biru.

Meski demikian, upaya bertahun-tahun yang dilakukan para pemulia mawar tidak dapat menghasilkan mawar yang benar-benar berwarna biru karena bunga tersebut kekurangan enzim kunci yang dibutuhkan untuk menghasilkan pigmen biru delphinidin.

Baca juga: Bagaimana Serangga Mengetahui Bunga yang Punya Serbuk Sari?

Kelahiran mawar biru

Pada tahun 2005, para peneliti di Florigene (Australia) dan Suntory (Jepang) mengembangkan prototipe mawar biru menggunakan teknologi rekayasa genetika yang dikembangkan oleh Australia.

Butuh penelitian selama 20 tahun dan investasi sebesar 3 miliar Yen untuk membuat mawar biru ini. Mereka memperkenalkan gen pigmen biru (delphinidin), gen enzim dihydroflavonol reduktase (DFR), dan rangkaian RNAi yang dikembangkan untuk mematikan enzim DFR yang ada di dalam mawar.

Ketika para peneliti memasukkan gen delphinidin ke dalam mawar merah yang mengandung sianidin, hasilnya adalah mawar berwarna merah anggur gelap.

Selanjutnya, mereka menggunakan teknologi yang menonaktifkan gen RNAi untuk mematikan enzim DFR pada mawar merah. Enzim DFR inilah yang mengubah pigmen prekursor menjadi warnanya masing-masing.

Dengan mematikan gen tersebut, maka tidak akan ada gangguan dari pigmen sianidin. Dengan mematikan jalur sianidin, mereka memperkenalkan gen delphinidin (untuk warna biru) dan gen DFR yang dimodifikasi untuk mengubah prekursor delphinidin menjadi pigmen warna biru.

Mawar yang dihasilkan memiliki kadar delphinidin yang tinggi, namun penonaktifan gen tersebut tidak sepenuhnya berfungsi, sehingga sianidin yang dihasilkan hanya membuat warna lembayung muda.

Para peneliti berhipotesis bahwa jika mereka dapat membuat kelopak mawar menjadi kurang asam (mawar memiliki pH 3,69 hingga 5,78 ) atau menggunakan metode penonaktifan gen yang lebih sempurna, mereka akan mampu menciptakan mawar biru sejati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com