Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membangun Desa secara Beradab

Oleh: Hari Harjanto Setiawan

DESA yang beradab dituntut dapat mengembangkan teknologi modern namun tetap melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat setempat. Inilah tujuan yang dirumuskan 9 tahun yang lalu dalam undang undang desa.

Di sini juga titik awal perhatian pemerintah dan masyarakat luas tentang pentingnya masyarakat desa dalam proses pembangunan di Indonesia.

Sejak ditetapkan undang undang Nomor 6 tahun 2014, tepatnya pada tanggal 15 Januari 2014, semua desa di Indonesia mulai berbenah diri. Desa mulai merubah citranya yang awalnya terkesan terbelakang dibandingkan dengan kota, sekarang mulai menunjukan potensinya.

Desa mulai mengembangkan potensi perekonomian melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Desa mulai mempunyai daya tarik untuk didatangi. Urbanisasi bukan lagi dari desa ke kota, tetapi masyarakat mulai kembali ke desa. Bahkan beberapa desa yang telah berubah menjadi kota, ingin dikembalikan statusnya menjadi desa kembali.

Sekarang mulai berkembang desa wisata yang pengelolaannya melalui BUMDes. Bahkan ada satu desa yang bernama Ponggok mencatat penghasilan tertinggi pertahun sampai 16 Milyar ditahun 2018 sebelum pandemi covid-19.

Mempertahankan adat dan tradisi

Meskipun kemajuan dapat melebihi kota, namun desa harus tetap mempertahankan nilai-nilai adat, tradisi dan budaya setempat. Dengan kata lain desa harus membangun secara beradab. Nilai kegotong-royongan yang menjadi karakter desa harus tetap dipertahankan.

Adanya kemajuan teknologi harus tetap saling mengenal sesama tetangga. Apabila ada yang kesulitan maka sesama warga harus saling membantu. Inilah yang menjadi cita-cita dari undang undang desa.

Tradisi menangkap aspirasi dan ide dari masyarakat, layak untuk dipertahankan. Tradisi ini kita kenal dengan “rembug desa” atau musyawarah desa. Hal ini merupakan wadah untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di desa sehingga masyarakat hidup guyup rukun.

Selain menyelesaikan masalah, rembug desa juga merupakan wadah untuk memikirkan ide-ide pembangunan desa.

Tradisi semacam ini menjadi modal sosial yang besar yang tidak dinilai dengan materi. Bahkan dana desa yang nilai rupiahnya besar, tidak ada artinya dibandingkan dengan modal sosial yang sudah melekat dalam diri warga desa.

Sehingga dana desa yang diberikan pemerintah harus beriringan dengan Pengembangan modal sosial yang berupa adat dan tradisi.

Kepemimpinan menjadi kunci

Membangun masyarakat yang beradab seperti yang digambarkan diatas tidak mudah untuk diwujudkan. Perlu kerja keras dan harus berani memulai.

Kepatuhan masyarakat desa kepada pemimpin sangat tinggi, sehingga kepemimpinan menjadi sebuah kunci untuk membangun desa yang beradab. Pemikiran masyarakat desa sangatlah sederhana.

Apabila pemimpinnya mencontohkan maka masyarakat akan mengikutinya. Sehingga seorang pemimpin bukan hanya yang pandai bicara saja, tetapi juga harus memberi contoh.

Seorang pemimpin juga harus melek teknologi, karena untuk menjadi desa yang beradab harus bisa mengikuti perkembangan jaman. Biasanya peran ini dilakukan oleh kaum muda. Sehingga pemuda harus diberi kesempatan untuk memajukan desanya.

Internet bisa dijadikan sebagai sarana komunikasi dan promosi terhadap potensi dan sumber yang ada di desa.

Pada tahap awal, bisa dikembangkan model kepemimpinan berdasarkan figure seseorang. Namun selanjutnya harus dilembagakan dalam sebuah aturan yang resmi untuk keberlanjutan. Sehingga kedepan bukan lagi melihat figur seseorang tetapi pemimpin dipilih berdasarkan kompetensi yang dimiliki seseorang.

Pertama kali yang harus diperhatikan untuk membangun desa yang beradab adalah melihat potensi diri. Semua desa pasti mempunyai catatan tentang potensi desa yang setiap tahun dilaporkan.

Namun kebanyakan, catatan itu itu hanya menjadi laporan saja. Oleh karena itu potensi desa yang sudah tercatat tersebut bisa dipikirkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Potensi tersebut seharusnya ditindak lanjuti dalam rembug desa untuk dikembangkan menjadi sebuah program desa. Melibatkan seluruh unsur dalam masyarakat desa perlu dilakukan.

Maju bersama merupakan tradisi yang harus di lestarikan. Seperti sebuah sapu lidi, apabila satu lidi saja tidak akan bisa membersihkan sampah. Namun apabila banyak lidi dan diikat dengan seutas tali maka akan mudah kotoran bisa dibersihkan.

Mengenal potensi desa akan menuju pembentukan karakter desa. Apabila punya potensi di bidang pertanian maka semua diarahkan pada pertanian. Begitu juga yang mempunyai potensi pariwisata maka akan mengarah pada desa wisata.

Apabila karakter sudah terbentuk, maka karakter ini akan menjadi citra desa. Bila disebut nama desa maka masyarakat luas membayangkan karakter desa tersebut.

Menjalin relasi yang luas

Desa yang beradab harus menjalin hubungan dengan desa lain atau dengan kota, bahkan secara nasional maupun internasional. Antara desa yang satu dengan desa yang lain memiliki potensi yang berbeda untuk saling melengkapi.

Sehingga konektivitas menjadi sangat penting untuk menggerakan potensi desa masing masing. Desa yang beradab akan selalu mencari teman dari desa yang lain untuk maju bersama.

Media antar desa maupun dengan kota harus mulai di bangun. Jiwa keterbukaan untuk menerima dan memberikan harus dimiliki, meskipun tetap mempertahankan nilai-nilai yang berkembang di desa.

Desa harus menjalin relasi dengan pihak lain sebanyak banyaknya. Namun, desa harus selalu memegang teguh jati dirinya. Guyub dan maju bersama harus selalu di pegang teguh dalam berelasi.

Lebih jauh lagi desa harus mampu mempengaruhi pihak lain untuk sama-sama menggunakan prinsip tersebut yang saat ini sudah mulai terkikis.

Membangun konektivitas tidak harus dalam bentuk fisik semata, yang identik dengan membangun jalan, jembatan atau trasnportasi.

Saat ini media internet dapat dijadikan sarana dalam membangun konektivitas antar desa atau dengan pihak lain di luar desa. Namun, tidak semua warga menguasai teknologi ini. Edukasi dan mencontohkan merupakan Tindakan yang tepat untuk perubahan desa.

Berorientasi pada kesejahteraan warga

Kesejahteraan bukan hanya yang dapat dilihat secara fisik saja, namun desa yang beradab juga berorientasi pada kesejahteraan warganya yang non fisik. Apalah gunanya kemajuan desa, kalau warganya tidak merasakan kebahagiaan dan ketentraman.

Artinya keduanya harus berjalan beriringan satu sama lain. Pemenuhan kebutuhan perekonomian harus sejalan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual warganya.

Meskipun pembangunan perekonomian maju, desa yang beradab tidak mengurangi atau melupakan tradisi dan agamanya. Kemajuan yang di capai bukan menghalalkan segala cara, melainkan tetap memegang prinsip kebenaran.

Dengan demikian untuk membangun desa yang beradab harus mempertahankan adat dan tradisi, mempunyai kepemimpinan yang kuat, dapat melihat potensi diri, menjalin relasi yang luas dan berorientasi pada Kesejahteraan warganya.

Hari Harjanto Setiawan
Peneliti Pada Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektifitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

https://www.kompas.com/sains/read/2023/03/31/120000423/membangun-desa-secara-beradab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke