Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

"Hewan yang hidup di lingkungan yang lebih produktif dengan makanan berkualitas tinggi umumnya mampu menampung ukuran tubuh maksimum yang lebih besar," papar Jordan Okie, ahli biologi kuantitatif di Arizona State University.

Contohnya saja mamalia berdarah panas yang memiliki metabolisme lebih cepat, sehingga mereka membutuhkan sekitar 10 kali jumlah makanan untuk menopang ukuran tubuh tertentu.

Namun tidak dengan reptil, sebab mereka dapat tumbuh jauh lebih besar daripada mamalia darat.

Hal ini karena reptil memiliki suhu tubuh lebih rendah dan metabolisme lebih lambat, sehingga mereka mampu makan lebih sedikit, tetapi tetap dapat tumbuh dari kalori yang lebih minim.

Sementara itu, terdapat pengecualian pada mamalia yang tinggal di lautan. Megafauna laut dapat memanfaatkan daya apung mereka untuk memperbesar ukuran tanpa melelahkan otot dan tulang mereka.

Selain itu, mereka memiliki lautan terbuka yang dapat ditempuh untuk mengejar makanan.

Baca juga: Seberapa Panas Matahari? Ini Penjelasan Sains

"Hewan di air tidak terlalu dibatasi oleh kendala biomekanik. Lautan juga menyediakan sumber daya padat nutrisi yang berlimpah," terang Okie.

Populasi hewan besar di ambang kepunahan

Selain berbagai kendala, planet ini sesungguhnya dapat mendukung kehidupan megafauna.

Selama ratusan juta tahun, megafauna tersebar luas di Bumi, namun, selama sekitar 20.000 tahun terakhir, megafauna telah menghilang.

Mamalia darat besar seperti gajah dan badak, saat ini juga sedang mengalami penurunan, dan hanya ada di bagian dunia tertentu. Sedangkan beberapa kelompok megafauna laut, seperti paus, juga berada diambang kepunahan.

Manusia telah memusnahkan mereka dan menjadi hambatan utama bagi kebangkitan kembali spesies besar tersebut.

"Sejauh ini, kita adalah spesies yang dominan dan tidak ada hewan yang akan menjadi besar di bawah hegemoni manusia," kata Vermeij.

Baca juga: Seberapa Sering Meteorit Jatuh ke Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com