Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/03/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hewan terbesar yang pernah hidup di Bumi kemungkinan besar adalah Argentinosaurus. Dinosaurus raksasa berbobot 77 ton ini hidup sekitar 90 juta tahun lalu selama periode Kapur Akhir.

Sebagai perbandingan, hewan terbesar di darat saat ini adalah gajah Afrika (Loxodonta) yang memiliki berat kurang dari 7 ton.

Akan tetapi, bisakah ukuran binatang melampaui itu atau kah memang ada batasan seberapa besar hewan bisa tumbuh?

"Ukuran bergantung banyak faktor dan saya mengambil sudut pandang relativistik," kata Geerat Vermeij, profesor geobiologi dan paleobiologi di University of California, Davis.

Faktor pertumbuhan tubuh hewan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tubuh hewan darat, di antaranya sebagai berikut.

  • Teori fisika pertumbuhan tubuh hewan

Seperti dikutip dari Live Science, Selasa (7/3/2023) teorinya, ada batas ukuran seberapa besar tubuh hewan darat dapat tumbuh yang ditegakkan oleh hukum fisika, yaitu sekitar 120 ton.

Baca juga: Seberapa Besar Kekuatan Kibasan Ekor Dinosaurus? Studi Ungkap

"Untuk menjadi lebih besar dari itu di darat, kaki hewan harus sangat lebar untuk menopang tubuh sehingga bisa berjalan dengan efisien," ungkap Felisa Smith, profesor paleoekologi di Universitas New Mexico.

Smith mengacu pada hukum kubus persegi, prinsip matematika yang pertama kali dijelaskan oleh Galileo Galilei sebagai 'rasio dua volume lebih besar daripada rasio permukaannya'.

Dengan kata lain, ketika ukuran hewan bertambah volumenya akan tumbuh lebih cepat daripada luas permukaannya, sehingga hewan yang lebih besar membutuhkan anggota tubuh yang jauh lebih besar untuk menopang beratnya.

Misalnya saja bila seekor gajah tumbuh dengan berat mencapai 120 ton, maka anggota badan yang diperlukan untuk menjaga gajah besar tetap berdiri akan menjadi sangat besar.

Hal itu bisa saja berarti, bahwa hewan akan memiliki kaki yang besar dan tebal yang tidak proporsional.

  • Ketersediaan sumber makanan bagi hewan

Teori fisika bukan satu-satunya kendala yang memengaruhi ukuran tubuh hewan darat. Ketersediaan sumber daya juga faktor penting, sebab megafauna harus makan.

Baca juga: Seberapa Panjang Lidah Jerapah?

Ilustrasi dinosaurus Centrosaurus. Dinosaurus adalah hewan yang dapat tumbuh sangat besar, yang pernah hidup jutaan tahun lalu.SHUTTERSTOCK/Elenarts Ilustrasi dinosaurus Centrosaurus. Dinosaurus adalah hewan yang dapat tumbuh sangat besar, yang pernah hidup jutaan tahun lalu.

"Hewan yang hidup di lingkungan yang lebih produktif dengan makanan berkualitas tinggi umumnya mampu menampung ukuran tubuh maksimum yang lebih besar," papar Jordan Okie, ahli biologi kuantitatif di Arizona State University.

Contohnya saja mamalia berdarah panas yang memiliki metabolisme lebih cepat, sehingga mereka membutuhkan sekitar 10 kali jumlah makanan untuk menopang ukuran tubuh tertentu.

Namun tidak dengan reptil, sebab mereka dapat tumbuh jauh lebih besar daripada mamalia darat.

Hal ini karena reptil memiliki suhu tubuh lebih rendah dan metabolisme lebih lambat, sehingga mereka mampu makan lebih sedikit, tetapi tetap dapat tumbuh dari kalori yang lebih minim.

Sementara itu, terdapat pengecualian pada mamalia yang tinggal di lautan. Megafauna laut dapat memanfaatkan daya apung mereka untuk memperbesar ukuran tanpa melelahkan otot dan tulang mereka.

Selain itu, mereka memiliki lautan terbuka yang dapat ditempuh untuk mengejar makanan.

Baca juga: Seberapa Panas Matahari? Ini Penjelasan Sains

"Hewan di air tidak terlalu dibatasi oleh kendala biomekanik. Lautan juga menyediakan sumber daya padat nutrisi yang berlimpah," terang Okie.

Populasi hewan besar di ambang kepunahan

Selain berbagai kendala, planet ini sesungguhnya dapat mendukung kehidupan megafauna.

Selama ratusan juta tahun, megafauna tersebar luas di Bumi, namun, selama sekitar 20.000 tahun terakhir, megafauna telah menghilang.

Mamalia darat besar seperti gajah dan badak, saat ini juga sedang mengalami penurunan, dan hanya ada di bagian dunia tertentu. Sedangkan beberapa kelompok megafauna laut, seperti paus, juga berada diambang kepunahan.

Manusia telah memusnahkan mereka dan menjadi hambatan utama bagi kebangkitan kembali spesies besar tersebut.

"Sejauh ini, kita adalah spesies yang dominan dan tidak ada hewan yang akan menjadi besar di bawah hegemoni manusia," kata Vermeij.

Baca juga: Seberapa Sering Meteorit Jatuh ke Bumi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com