Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Proses Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

Kompas.com - 15/09/2022, 08:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Hanya dua kalimat dalam penyusunan teks proklamasi

Menurut sejarawan UI, Bondan Kanumoyoso, pada saat penyusunan naskah teks proklamasi, hanya ada dua kalimat saat itu.

Sebab, Bung Hatta juga hanya mengingat kalimat terakhir yang ada dalam naskah isi Piagam Jakarta.

Dua kalimat tersebut menjadi awal pembuka naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kalimat pertama dalam rumusan teks proklamasi itu berisi: Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Pada kalimat kedua, kata Bondan, dalam naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus mengandung pengertian bahwa setelah menyatakan kemerdekaan, maka harus ada pemindahan kekuasaan.

Sebab, kata Bondan, kemerdekaan tanpa kekuasaan maka tidak ada artinya. Oleh karenanya, bagian kalimat kedua itu didiktekan oleh Hatta dan dicatat oleh Soekarno.

Kalimat kedua yang menjadi isi teks proklamasi tersebut berbunyi, Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Baca juga: Kisah Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Rumah Laksamana Jepang

Cerita tanda tangan di atas naskah teks proklamasi

Rampungnya perumusan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak hanya sampai pada penulisan semata. Terdapat cerita dibalik penandatanganan naskah tersebut.

Awalnya, baik Soekarno, Mohammad Hatta maupun Ahmad Soebardjo, menyarankan setelah naskah teks Proklamasi Kemerdekaan selesai disetujui, maka ketiganya pun menyarankan agar naskah itu ditanda-tangani oleh seluruh anggota PPKI.

Namun, kata Bondan, gagasan itu diprotes para pemuda, sebab anggota PPKI berjumlah 36 orang dan tidak semuanya ikut berjuang dalam mengupayakan kemerdekaan ini.

Bahkan, para pemuda menilai sebagian anggota PPKI juga merupakan pendukung Jepang dan pendukung di masa kolonial Belanda, tak sedikit juga dari mereka yang menjadi pegawai birokrasi kolonial, sehingga mereka dinilai tidak pantas turut menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Akhirnya, salah satu tokoh pemuda, Sukarni menyarankan agar Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani teks tersebut. Usulan itupun disetujui bersama, dan selanjutnya naskah teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik.

Pada keesokan harinya, 17 Agustus 1945, pukul 10.00, pembacaan teks Proklamasi dilakukan di teras rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, yang sekarang telah menjadi Monumen Proklamasi atau Tugu Proklamasi.

Baca juga: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pemuda, Sejarah Revolusi yang Istimewa di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com