Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prevalensi Obesitas Terus Meningkat, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?

Kompas.com - 05/11/2021, 13:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas adalah suatu kondisi medis, yang terjadi ketika seseorang memiliki kelebihan berat badan atau lemak tubuh yang dapat memengaruhi kesehatannya.

Dokter biasanya akan mendiagnosis seseorang mengalami obesitas, jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) yang tinggi.

Obesitas menjadi beban kesehatan secara global, di mana sekitar 800 juta penduduk di dunia mengalami obesitas. Biaya medis untuk obesitas mencapai lebih dari 1 triliun dolar pada tahun 2015.

Baca juga: Ketahui Penyebab Obesitas dan Cara Mencegahnya

Pelaksana tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid mengatakan, selain menjadi beban kesehatan secara global, obesitas juga menjadi beban di tanah air.

Hal ini sesuai dengan fakta prevalensi kasus obesitas yang tercatat berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Indonesia.

Prevalensi kasus obesitas terus mengalami peningkatan yakni, sekitar 1 dari 3 orang dewasa mengalami obesitas. Sedangkan, 1 dari 5 anak usia 5-15 tahun mengalami obesitas.

Diketahui bahwa peningkatan prevalensi obesitas pada penduduk berusia di atas 18 tahun dari 11,7 persen di tahun 2010 naik menjadi 15,4 persen pada tahun 2013, lalu meningkat lagi menjadi 21,8 persen di tahun 2018.

Obesitas pada anak-anak  diprediksikan akan meningakt 60 persen pada dekade akan datang, mencapai 250 juta tahun 2030.

Meskipun data secara menyeluruh belum didapatkan untuk 2020 atau 2021 ini, tetapi Elvieda meyakini, jumlah kasus masyarakat yang mengalami obesitas selama kondisi pandemi Covid-19 juga pasti meningkat.

"Perubahan gaya hidup selama pandemi, seperti konsumsi gula berlebih dan berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas," katanya dalam diskusi daring bertajuk Beat Obesity Community Festival 2021 Nutrifood, Kamis (4/11/2021). 

"Kita ketahui bersama bahwa obesitas memiliki risiko prediabetes dan diabetes, dimana hampir 90 persen orang dengan diabetes tipe 2 ternyata mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas," tambahnya.

Baca juga: Sebelum Jadi Sumber Penyakit, Kenali 6 Tanda Obesitas

Ilustrasi obesitas, kelebihan berat badan yang memengaruhi tekanan darah tinggi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi obesitas, kelebihan berat badan yang memengaruhi tekanan darah tinggi.

Dampak obesitas pada tubuh

Peningkatn prevalensi obesitas ini dianggap mengkhawatirkan, karena obesitas menjadi pintu masuknya berbagai penyakit tidak menular atau kronis dan sindroma metabolik seperti jantung, pembuluh darah, diabetes, kanker, gangguan syaraf, osteoartritis, dan lain sebagainya.

"Dari 10-15 tahun sejak awal terdiagnosa, prevalensi semua komplikasi ini akan meningkat tajam," kata dia.

Tidak hanya itu, diabetes juga menjadi salah satu faktor komorbid yang berkaitan dengan peningkatkan tingkat keparahan Covid-19. 

Baca juga: Peneliti Sebut Obesitas Jadi Prediktor Kunci Kematian akibat Covid-19

Oleh karena itu, Elvieda menegaskan, pencegahan sedini mungkin adalah solusi terbaik agar terhindar dari dampak fatal diabetes. 

"Obesitas dapat dicegah," ujarnya.

Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat melalui kesadaran individual, perantara media, akademisi, profesi, swasta dan pemerintah menjadi kunci pokok dalam edukasi pentingnya deteksi dini dan hidup sehat.

Kemandirian masyarakat untuk deteksi dini atau skrining berkala dan hidup sehat dengan mengatur pola makan sehat, serta rajin aktivitas fisik akan sangat membantu melawan diri dari mengalami obesitas.

"Mari bersama melawan obesitas. Sampaikanlah juga informasi untuk melawan obesitas lebih masif kepada masyarakat untuk mencegah diabetes (yang bisa diakibatkan dari obesitas)," jelasnya.

Terapkanlah perilaku hidup sehat dengan menjalani Germas (Gerakan Masyarakat Sehat) dan CERDIK. 

CERDIK merupakan slogan kesehatan yang berarti; Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres.

"Kuatkan komitmen untuk menjaga pola makan yang bergizi dan perhatikan asupan gula sehari-hari, rutin beraktivitas fisik, dan jangan ragu untuk segera periksakan diri ketika muncul gejala awal,” tegasnya.

Baca juga: Rumus BMI, Cara Menghitung Indeks Massa Tubuh untuk Cegah Obesitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com