KOMPAS.com - Obesitas adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan kelebihan berat badan. Obesitas sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, salah satunya mental. Artikel ini akan membahas bagaimana hubungan obesitas dan kesehatan mental.
Secara umum, obesitas meningkatkan berbagai penyakit sistemik, seperti diabetes tipe 2, serangan jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker. Hal ini dipicu oleh kelainan metabolik yang terjadi pada orang obesitas.
Berbagai penyakit fisik sering dikaitkan dengan kelebihan berat badan. Namun, tahukah Anda bahwa obesitas bisa mempengaruhi kesehatan mental?
Baca juga: Pasien Covid-19 dengan Obesitas Berisiko Alami Gejala yang Lebih Parah
Cara menghitung jika seseorang mengalami obesitas atau tidak adalah dengan menghitung indeks massa tubuh. Caranya adalah berat badan Anda dalam kilogram dibagi tinggi badan Anda dalam meter. Berikut adalah acuan hasil indeks massa tubuh:
Beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas memiliki hubungan dengan suasana hati dan kecemasan. Ini menunjukkan bahwa seseorang dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi terkena gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Baca juga: 7 Penyakit yang Disebabkan oleh Obesitas, Harus Diwaspadai
Hubungan antara keduanya bisa terjadi saling berkebalikan. Obesitas bisa menyebabkan gangguan mental dan sebaliknya, gangguan mental bisa menyebabkan obesitas.
Pada sebagian orang, stres secara emosional bisa memicu perilaku makan yang berlebihan. Makan dianggap bisa meredakan stres. Perilaku ini bisa memicu obesitas.
Pada sebagian lainnya, obesitas mungkin menyebabkan gangguan emosional. Penderitanya mungkin merasakan stigma dari orang-orang sekitar yang membuat perasaan tidak nyaman. Perasaan ini biasanya membuat kepercayaan dirinya menurun.
Selain itu, obesitas membuat seseorang sulit untuk berpartisipasi di banyak kegiatan positif. Ini juga bisa membuat seseorang lebih sulit untuk mengelola perasaan negatifnya dan memicu gangguan emosional atau gangguan mental.
Pertama adalah kecemasan. Ini merupakan penyakit mental dimana seseorang merasa cemas berlebihan. Jenisnya terbagi menjadi tiga macam, yaitu kecemasan umum, kecemasan sosial, dan panic disorder.
Kecemasan ini diduga berkaitan dengan stigma yang diterima dari orang lain, penilaian orang lain atas dirinya, masalah kesehatan, serta kepercayaan diri yang kurang.
Kedua adalah depresi. Depresi adalah gangguan suasana hati yang menunjukkan kesedihan mendalam, kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas atau hobi, serta selalu berpikiran negatif mengenai dirinya.
Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra Proses Sebabkan Anak Obesitas Saat Dewasa
Gejala depresi yang paling umum adalah nafsu makan yang meningkat serta penambahan berat badan. Penderitanya menganggap makanan adalah cara terbaik untuk meredakan perasaan sedih yang dialami. Kondisi ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria.
Ketiga adalah penyakit bipolar. Seseorang yang menderita bipolar mengalami perubahan suasana hati dalam episode-episode tertentu. Ketika sedang kambuh, seseorang akan merasa marah atau sedih selamat setidaknya satu minggu berturut-turut.
Penderita bipolar ini bisa melakukan tindakan impulsif, energi yang meluap-luap hingga kesulitan tidur, serta pemikiran yang tidak masuk akal.
Sekarang Anda sudah tahu hubungan obesitas dengan kesehatan mental. Semoga sehat selalu, ya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.