KOMPAS.com – Katak racun emas atau katak panah beracun merupakan salah satu hewan paling beracun di Bumi.
Meski tubuhnya berukuran kecil, racun yang dimiliki katak panah beracun cukup untuk membunuh sepuluh pria dewasa.
Penduduk asli Emberá di Kolombia telah menggunakan racunnya selama berabad-abad pada panah mereka saat berburu. Inilah yang menyebabkan amfibi tersebut dinamai katak panah beracun.
Dilansir dari National Geographic dan World Land Trust, berikut adalah fakta tentang katak panah beracun:
1. Populasi katak panah beracun
Amfibi berwarna cerah ini termasuk yang terbesar dari lebih dari 100 spesies katak panah beracun, dengan panjang rata-rata lebih dari satu inci.
Baca juga: Mengenal Monster Gila, Salah Satu Kadal Beracun di Dunia
Katak ini tinggal di hutan hujan di pantai Pasifik Kolombia. Saat ini, hutan hujan yang semakin langka membuat spesies katak panah beracun masuk dalam daftar hewan terancam punah.
2. Ciri fisik katak panah beracun
Warna tubuh katak beracun cukup mencolok. Mereka biasanya berwarna kuning, oranye, atau hijau pucat.
Dengan warna yang cerah, katak panah beracun memang menarik perhatian, namun ini justru dapat mengusir predator potensial, sebuah taktik yang disebut pewarnaan aposematik.
3. Racun katak panah beracun
Para ilmuwan belum mengetahui pasti mengenai sumber racun yang dimiliki katak panah beracun.
Namun, ada kemungkinan katak ini mengasimilasi racun tanaman yang dibawa oleh mangsanya.
Baca juga: Studi: Manusia dan Tikus Berpotensi Punya Bisa Racun Seperti Ular
Pasalnya, katak panah beracun yang dibesarkan di penangkaran dan diisolasi dari serangga di habitat aslinya tidak mengembangkan racun.
Racun adalah satu-satunya alat perlindungan diri yang dimiliki katak ini. Ia tidak memiliki gigi tajam atau duri untuk menyerang predator dengan racunnya dan hanya dapat mengeluarkan racun melalui kulit.