Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Katak Panah Beracun, Bisa Membunuh dalam Waktu 10 Menit

Kompas.com - 05/11/2021, 11:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Katak racun emas atau katak panah beracun merupakan salah satu hewan paling beracun di Bumi.

Meski tubuhnya berukuran kecil, racun yang dimiliki katak panah beracun cukup untuk membunuh sepuluh pria dewasa.

Penduduk asli Emberá di Kolombia telah menggunakan racunnya selama berabad-abad pada panah mereka saat berburu. Inilah yang menyebabkan amfibi tersebut dinamai katak panah beracun.

Fakta-fakta katak panah beracun

Dilansir dari National Geographic dan World Land Trust, berikut adalah fakta tentang katak panah beracun:

1. Populasi katak panah beracun

Amfibi berwarna cerah ini termasuk yang terbesar dari lebih dari 100 spesies katak panah beracun, dengan panjang rata-rata lebih dari satu inci.

Baca juga: Mengenal Monster Gila, Salah Satu Kadal Beracun di Dunia

Katak ini tinggal di hutan hujan di pantai Pasifik Kolombia. Saat ini, hutan hujan yang semakin langka membuat spesies katak panah beracun masuk dalam daftar hewan terancam punah.

2. Ciri fisik katak panah beracun

Warna tubuh katak beracun cukup mencolok. Mereka biasanya berwarna kuning, oranye, atau hijau pucat.

Dengan warna yang cerah, katak panah beracun memang menarik perhatian, namun ini justru dapat mengusir predator potensial, sebuah taktik yang disebut pewarnaan aposematik.

3. Racun katak panah beracun

Para ilmuwan belum mengetahui pasti mengenai sumber racun yang dimiliki katak panah beracun.

Namun, ada kemungkinan katak ini mengasimilasi racun tanaman yang dibawa oleh mangsanya.

Baca juga: Studi: Manusia dan Tikus Berpotensi Punya Bisa Racun Seperti Ular

Pasalnya, katak panah beracun yang dibesarkan di penangkaran dan diisolasi dari serangga di habitat aslinya tidak mengembangkan racun.

Racun adalah satu-satunya alat perlindungan diri yang dimiliki katak ini. Ia tidak memiliki gigi tajam atau duri untuk menyerang predator dengan racunnya dan hanya dapat mengeluarkan racun melalui kulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com