Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Terobosan Penyerap Karbon Dioksida Pengganti Pohon

Kompas.com - 19/05/2024, 08:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan telah membuat terobosan signifikan dengan menemukan material yang mampu menyimpan karbon dioksida lebih cepat dibandingkan pohon.

Hal ini melibatkan penciptaan molekul berongga seperti sangkar dengan kapasitas tinggi untuk gas rumah kaca seperti CO2 dan sulfur heksafluorida.

Baca juga: Penting untuk Bumi, Kotoran Paus Sperma adalah Penyerap Karbon Alami

Material penyerap gas rumah kaca

Para ilmuwan di Universitas Heriot-Watt yang berlokasi di Edinburgh, telah berhasil menciptakan molekul baru yang mampu menyimpan gas rumah kaca. 

Gas rumah kaca merupakan salah satu faktor utama penyebab pemanasan global dan perubahan iklim .

Penemuan ini memunculkan gagasan bahwa molekul ini akan mampu secara signifikan membantu perjuangan yang bertujuan mengurangi gas rumah kaca, karena struktur molekulnya yang berongga dan seperti sangkar.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Synthesis tersebut menjelaskan material baru tersebut diperkirakan memiliki kemampuan untuk menghilangkan CO2, serta gas-gas pencemar lainnya dari atmosfer, seperti sulfur hexafluoride dengan kecepatan yang lebih cepat dibandingkan dengan menanam pohon, dikutip dari laman Carbon Capture Technology Expo Europe.

Sulfur hexsafluorida sendiri merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan karbon dioksida dan dapat bertahan ribuan tahun di atmosfer.

“Menanam pohon adalah cara yang sangat efektif untuk menyerap karbon, namun sangat lambat. Jadi kita memerlukan intervensi manusia – seperti molekul buatan manusia – untuk menangkap gas rumah kaca dari lingkungan secara efisien dengan lebih cepat," ujan Dr Marc Little, seorang rofesor dari Heriot-Watt University yang juga merupakan anggota penelitian.

Baca juga: Studi Uji Kemampuan Beton Menangkap Karbon, Ini Hasilnya

Selain itu, ketika terobosan luar biasa ini masih dalam pengembangan, para peneliti menggunakan AI untuk membantu mereka membentuk materi.

Penggunaan teknologi ini, membantu para peneliti untuk memprediksi bagaimana molekul akan berkumpul selama proses pembentukan, dikutip dari The Independent.

Dr Little menggambarkan penelitian ini sebagai “langkah penting” untuk mengembangkan bahan lain, dan menambahkan bahwa molekul dengan struktur kompleks juga dapat digunakan untuk menghilangkan senyawa beracun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com