Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2024, 21:31 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anda mungkin telah memperhatikan bahwa bagi sebagian orang, terlalu banyak minum minuman beralkohol dapat menyebabkan orang tersebut berbicara lebih banyak dari biasanya.

Tapi apakah kata-kata yang keluar itu benar adanya? Apakah orang memang lebih jujur ketika mabuk?

Baca juga: Mengapa Alkohol Bisa Menyebabkan Mabuk?

Apakah alkohol adalah serum kejujuran?

Jika Anda pernah bertanya-tanya apakah orang lebih jujur saat mabuk, jawabannya berbeda-beda.

Meskipun alkohol dapat mendorong seseorang untuk mengungkapkan kesedihan atau keluhan yang sudah lama dipendam dan mendalam.

Namun, seseorang dengan pengaruh alkohol mungkin merespons dengan cepat tanpa benar-benar berpikir dan mengatakan apa pun yang ada dalam pikiran mereka, bahkan berbohong.

Secara keseluruhan, alkohol memang menyebabkan sebagian orang menjadi lebih terbuka saat mabuk, namun bukan berarti apa yang mereka bicarakan itu benar, menurut Gateway Foundation.

Alasannya adalah alkohol dapat menyebabkan reaksi kompleks di dalam otak, mengurangi hambatan dan mengganggu kontrol kognitif.

Alkohol mempengaruhi reseptor asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak dan sistem saraf pusat, yang paling nyata mempengaruhi kontrol motorik dan risiko sistem reward atau sirkuit mesokortikolimbik, menurut MedicineNet.

Alkohol membebani memori kerja, mengganggu penilaian, dan memengaruhi rasionalisasi sosial atau kemampuan untuk mengetahui apakah sesuatu dapat diterima secara sosial.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Berhenti Minum Alkohol

Jadi, apakah orang mabuk berbohong atau jujur?

Alkohol membebani memori kerja, mengganggu penilaian, dan mempengaruhi rasionalisasi sosial.

Jadi, dengan berkurangnya hambatan dan rasionalisasi sosial, seseorang dapat mengatakan apa yang ada dalam pikirannya tanpa filter, dikutip dari MedicineNet.

Alkohol dapat membuat orang mengarang cerita, merespons dengan emosi yang sebenarnya tidak mereka rasakan, dan sebaliknya hanya bereaksi berdasarkan apa pun yang mereka rasakan saat itu.

Itu sebabnya konteks adalah kunci dalam menentukan apakah orang mabuk bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

Misalnya, emosi yang tulus mungkin jujur karena seseorang yang mabuk kemungkinan besar tidak memiliki keterampilan untuk menipu.

Namun, marah atau perasaan negatif belum tentu berakar pada kebenaran, karena otak yang mabuk dapat menggunakan apa saja, termasuk berbohong, untuk mempertahankan diri dari serangan yang dianggap sebagai penyerang.

Baca juga: Mengapa Minum Alkohol Sama Sekali Tidak Bermanfaat bagi Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com