"Varian AY 4.2 yang telah ditemukan di sejumlah negara di Eropa telah diidentifikasi di Israel," kata kementerian kesehatan Israel seperti dilansir dari Medical Xpress.
Kasus turunan varian Delta itu ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang baru tiba dari Eropa.
Kementerian ini pun mengkonfirmasi bahwa kasus subvarian Delta ini diidentifikasi di bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel.
Virus corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, mendapat sekitar dua mutasi baru per bulan.
Menurut Outbreak.info dari Scripps University, sekarang ada 56 keturunan varian Delta yang telah teridentifikasi, yang mencakup data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Baca juga: Varian Delta Plus Telah Masuk Indonesia, Ini Risikonya Menurut Ahli
Sebelum munculnya varian AY.4.2, PHE cenderung mengelompokkan varian Delta dan turunannya menjadi satu.
Para ilmuwan pun mengatakan bahwa varian AY.4.2 memiliki dua mutasi baru pada bagian virus yang menempel pada sel manusia, yang disebut protein spike.
Belum jelas bagaimana mutasi virus corona ini akan mempengaruhi perilaku virus.
Balloux mengatakan tak satu pun dari mutasi virus corona tersebut ditemukan pada varian lain yang menjadi perhatian atau variant of concern.
Baca juga: Mengapa Varian Delta Lebih Menular Dibandingkan Varian Virus Corona Lainnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.