“Kita harus bekerja lebih cepat untuk mengkarakterisasi ini (keturunan varian Delta) dan varian baru lainnya. Kami memiliki alatnya,” katanya di Twitter pada hari Minggu, menambahkan bahwa tanggapan global yang terkoordinasi diperlukan.
Sementara itu, Dr Jeffrey Barrett, pemimpin kelompok genomik medis di Wellcome Trust Sanger Institute, mengatakan di Twitter pada Selasa bahwa varian AY.4.2 adalah satu-satunya keturunan Delta yang terus meningkat, yang menunjukkan "keuntungan konsisten" yang dimiliki varian Delta.
Barrett juga memperingatkan bahwa varian AY.4.2 bisa menggantikan varian Delta pada tingkat yang jauh lebih lambat dibandingkan saat varian Delta menggantikan varian Alpha yang sebelumnya dominan.
Varian Delta diperkirakan sekitar 60 persen lebih menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris.
Baca juga: 5 Fakta Varian Delta yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil, Termasuk Dampaknya
Dalam sebuah pernyataan, Balloux mengatakan bahwa keturunan varian Delta ini langka di luar Inggris.
Sejauh ini, hanya terdeteksi tiga kasus subvarian Delta yang ditemukan di Amerika Serikat.
"Di Denmark, negara lain yang selain Inggris memiliki pengawasan genomik yang sangat baik, frekuensinya mencapai 2 persen tetapi telah turun sejak itu," katanya.
Kendati demikian belum lama ini, Israel melaporkan pada Selasa (19/10/2021) munculnya keturunan varian Delta yang masuk ke negara ini.
Baca juga: CDC Ungkap Penularan Varian Delta Seperti Cacar Air, Ini Kata Epidemiolog