Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Elviandri, S.HI, M.Hum
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dosen FH UMKT

Dr. Elviandri, S.HI, M.Hum adalah Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

Menjemput Kemuliaan Lailatul Qadar

Kompas.com - 24/04/2022, 04:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Menggapai Lailatul Qadar

"Nabi Muhammad SAW apa bila masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya" (HR. Bukhari).

Riwayat lain, dari Imam Muslim, "Rasulullah SAW bersungguh-sungguh dalam 10 hari akhir bulan SAW, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya” (Riwayat Muslim).

Hadis ini menjadi spirit bagi kita untuk lebih semangat menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan, terutama pada 10 malam terkahir.

Bukan berarti dari awal malam Ramadhan kita lalui tanpa atau hanya sekedarnya saja beribadah. Semangat ibadah dan menghidupakan malam-malam Ramadhan menjadi dambaan setiap muslim yang ingin menggapai kemuliaan Lailatul Qadar.

Namun, jangan sampai kita hanya menghidupkan malam-malam Ramadhan pada 10 malam terakhir saja, atau dipersempit lagi dengan malam ganjilnya saja dan ada pula yang menunggu Lailatul Qadar pada malam 27 Ramadhan saja.

Bisa saja kita dapat menggapai malam itu adalah malam Lailatul Qadar, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga tidak terjadi.

Karena, Lailatul Qadar merupakan kekuasaan dan kehendak Allah.

Jika kita selalu berjaga dan menghidupkan malam-malam Ramadhan dari awal sampai akhir dengan berbagai amal kebaikan ibadah amaliah dan maliah, maka kita bisa “memastikan” untuk mendapatkan kemuliaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar yang lebih baik dan mulia dari 1.000 bulan setara dengan 83,33 tahun.

Jangan biarkan Ramadhan ini berlalu begitu saja tanpa amal ibadah yang lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Nabi Muhammad SAW mengingatkan kita, "celakalah seseorang, bulan Ramadhan menemuinya kemudian keluar sebelum ia mendapatkan ampunan" (HR. Tirmidzi).

Ramadhan 1443 H harus mampu menjadi madrasah yang menuntun kita menjadi pribadi yang berpredikat takwa dan senantiasa berperilaku sebagai Ibadurrahman dan mengedapankan ihsan serta berkeadaban dengan selalu menebarkan rahmatan lil’alamin bagi semesta, mudah memaafkan orang lain, mampu menahan diri dan selalu melakukan segala kebajikan serbautama (QS Al-Baqarah: 177).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com