Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Maman Lukmanul Hakim, M.Ag.
Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

Maman Lukmanul Hakim, M.Ag atau Lucky adalah Ketua Ristek Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2023, Dosen Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Sekretaris Jurusan AFI UIN SGD Bandung 2019-2023.

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Kompas.com - 27/04/2022, 04:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PUASA adalah ibadah istimewa. Persembahan spesial dari hamba beriman untuk Sang Khalik. Pengabdian dan cinta yang tulus untuk Allah yang Maha Rahman. Nabi bersabda: “Seluruh amalan anak Adam untuknya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya,”

Puasa dapat mengantarkan kita untuk mencapai derajat takwa. Namun, bukan puasa yang hanya sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Saum mengajarkan mukmin untuk menyeimbangkan ibadah lahir dan batin.

Tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, orang berpuasa juga harus mensaumkan anggota tubuh yang lainnya. Lisannya harus dijaga dari melakukan gibah dan fitnah. Matanya harus dijaga dari melihat keburukan. Tangan dan kakinya harus dijaga dari melakukan kemaksiatan.

Pun demikian dengan hatinya yang harus dibersihkan dari berbagai prasangka yang dapat menghadirkan keburukan. Tinggalkan pertengkaran, perselisihan, perdebatan dan kekerasan karena hal tersebut dapat menghilangkan pahala puasa.

Kalaupun ada seseorang yang memarahi dan mencela kita di saat sedang berpuasa, maka bersabarlah sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW dalam sabdanya: “Dan jika ada seseorang yang mengajak bertengkar atau mencela, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku sedang berpuasa” (HR. Bukhari).

Ketidakmampuan menjaga hati dan tindakan dari melakukan kemaksiatan seperti melakukan kegaduhan dan perkelahian maka tidak ada pahala puasa baginya. Inilah yang ditegaskan oleh Rasulullah SAW: “Banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apapun dari puasanya kecuali lapar dan dahaga saja,” (HR. Imam Ahmad).

Dengan melaksanakan puasa maka sejatinya kita menjadi pribadi yang bijak dan pemaaf. Pribadi yang menghindari perselisihan dan permusuhan. Pribadi yang mencintai kebaikan dan kedamaian. Dengan begitu, maka kita akan mendapatkan keuntungan dari puasa kita. Ada buah kebaikan yang dipetik.

Puasa juga mengajarkan kita untuk memperbaiki diri dengan menahan lapar dan dahaga. Menyempurnakan hati dengan selalu menjaga hati dan lisan agar tak menyakiti insan lain.

Dengan lapar dan haus, kita diajarkan kepedulian terhadap kaum duafa dan fakir miskin. Dengan kelelahan dan keletihan, kita diajarkan kegetiran perjuangan hidup orang yang serba kekurangan dan kesusahan. Dengan melaksanakan saum, sejatinya terbangun kepedulian dan kepekaan terhadap kehidupan sekitar.

Peduli terhadap tetangga yang miskin sehingga hatinya tergerak untuk memberikan bantuan. Peduli terhadap yatim dan piatu sehingga muncul keinginan untuk berbagi dan memberikan harapan. Sungguh istimewa bukan ibadah puasa?

Semua rangkaian ibadah shaum yang telah disebutkan hanya bisa dilakukan oleh orang yang beriman dan penuh kesabaran. Puasa sejatinya mendidik Muslim untuk sabar. Sabar melaksanakan perintah Allah. Sabar untuk menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri.

Saat shaum, kita dituntut sabar untuk mengendalikan hawa nafsu dan syahwat. Syahwat adalah potensi dalam diri manusia yang mendorong untuk mendapatkan apapun yang diinginkan. Kecenderungan terhadap makanan dan minuman yang enak, seks, dan kekayaan yang banyak adalah salah satu syahwat yang tak berkesudahan.

Terkhusus kecenderungan manusia terhadap seksual, puasa bisa menjadi solusi. Hal ini dapat kita lihat dalam sabda Rasulullah SAW: “Siapapun yang sudah mampu maka hendaklah menikah, dan siapapun yang belum mampu menikah maka berpuasalah karena puasa adalah penjaga baginya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan kesabaran maka orang yang berpuasa akan dapat mencapai derajat takwa sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dalam firmannya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Al-Baqarah: 183). Wallahu a’lam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com