DI ANTARA keutamaan dan keistimewaan bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al Quran sebagai pedoman hidup dan penuntun untuk memilih dan memilah antara jalan kebaikan serta jalan fujur, fasiq, zhalim, dan kebatilan.
Allah SWT berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)" (QS. Al-Baqarah: 185).
Dengan Al Quran, manusia akan terbimbing. Dengan Al Quran manusia akan selamat hidupnya di dunia dan akhirat. Al Quran yang akan menjadi penerang jalan, penuntun kegelapan, dan penawar berbagai penyakit hati, serta pemandu menuju kesuksesan hidup dunia dan akhirat.
Kemuliaan bulan Ramadhan tidak hanya berhenti pada turunnya Al Quran, namun juga kemuliaan itu diikuti dengan hadirnya malam penuh keberkahan di salah satu malam pada malam-malam bulan Ramadhan, yaitu malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan (malam kemuliaan)
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan" (QS.Al-Qadr:1-3).
Begitu mulia ajaran agama Islam. Lalu, kapan tepatnya malam itu turun? Wallau a'lam.
Ada beberapa keterangan yang menjelaskan bahwa kaum muslimin hendakalah mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan (HR. Bukhari).
Atau pada tujuh hari terakhir, seperti sabda Rasulullah dari Ibnu Umar (HR Bukhari dan Muslim).
Tampaknya, bukan waktunya lagi kita mempersoalkan kapan Lailatul Qadar itu datang, tapi yang penting bagaimana cara menjemput kedatangannya setiap waktu.
Mempersiapkan diri dan memantaskan diri untuk menggapai Lailatul Qadar menjadi keniscayaan.
"Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun" (HR Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi).
Hadis ini menjelaskan betapa mulia dan berkahnya Ramadhan jika kita mampu menggapai hikmahnya.
Setidaknya, persiapkanlah diri kita dengan memantaskannya untuk menggapai kemuliaan Lailatul Qadar, apalagi kita sekarang sedang berada pada 10 terakhir bulan ramadhan.
Ada berapa amalan yang bisa kita lakukan sebagai upaya untuk memantaskan diri menjemput kemuliaan Lailatul Qadar.
Pertama, dari aspek fikriah dengan menggali dan mengkaji ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan, keutamaan dan keberkahannya serta kemuliaan Lailatul Qadar dan seluruh kebaikan yang dilipat gandakan. Kemudian melakukan tazkiaytun nafs (membersihan jiwa dari dosa dan maksiat) dengan bertobat baik dari dosa kecil maupun besar.
Kedua, dari sisi amaliah, mengisi Ramadhan dengan memperbanyak doa. Diantaranya, “Allaahumma innaka ’afuwwun tuhibbul afwa fa’fu ’annii”. (Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pemaaf, oleh karena itu maafkanlah aku. (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
Kemudian melaksanakan ibadah lainnya seperti shalat nafilah (sunah) termasuk tarawih, tadarus Al Quran, berdzikir, dan memperbanyak berbagi dengan sesama.
Ketiga, Ibadah maliyah, merupakan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan menggunakan sarana harta benda dalam bentuk sedekah, infak, zakat, wakaf yang sering disebut dengan amal jariyah.
Dengan dilandasi rasa keimanan dan hanya mengharapkan ridha-Nya kita berazam mempersiapkan dan memantaskan diri untuk menjemput kemuliaan Lailatul Qadar.