Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Kunci dalam Sidang Donald Trump

Kompas.com - 23/04/2024, 20:17 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

MANHATTAN, KOMPAS.com - Ketika mantan presiden Amerika Serikat, Donald Trump, duduk di kursi terdakwa di ruang pengadilan Manhattan selama beberapa pekan ke depan, sidang itu akan dihadiri sejumlah tokoh yang serupa dengan kumpulan daftar pemain dalam film layar lebar produksi Hollywood.

Ada berbagai calon saksi yang kemungkinan akan dipanggil ke ruang sidang. Misalnya, seorang bintang porno, seorang perantara yang menjadi saksi kunci, kepala keuangan setia yang menjadi terdakwa penggelapan pajak, penerbit majalah tabloid, dan banyak lagi.

Seorang pengacara profesional, yang telah mempertaruhkan kariernya demi mewakili Trump, sekarang memimpin tim hukumnya.

Baca juga: Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Di kubu seberang, seorang jaksa kulit hitam pertama di Manhattan telah membentuk tim jaksa penuntut yang sudah sangat paham dengan cara kerja Trump dan organisasinya.

Kasus ini secara keseluruhan dipimpin oleh seorang hakim Mahkamah Agung asal New York yang berpengalaman dan mengetahui segala permasalahan dan perilaku Trump di ruang sidang.

Trump menghadapi 34 dakwaan terkait dugaan pemalsuan catatan keuangan untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang perempuan yang diduga menjadi selingkuhannya.

Berikut dalah saksi-saksi utama yang perlu diketahui ketika mantan presiden pertama dalam sejarah AS diadili sebagai terdakwa dalam kasus pidana.

Sang hakim asal New York

Hakim Juan Merchanahli hukum New York yang berpengalaman—sebelumnya menghabiskan waktu bersama Trump di ruang sidang Manhattan.

Ia memimpin kasus penggelapan pajak oleh Organisasi Trump yang berakhir dengan vonis hukuman penjara serta denda besar terhadap kepala keuangan perusahaan Trump, Alan Weisselberg.

Ilustrasi sidang yang menggambarkan sosok hakim Juan Merchan.REUTERS via BBC INDONESIA Ilustrasi sidang yang menggambarkan sosok hakim Juan Merchan.
Artinya, hakim yang memimpin sidang ini sangat mengenal jaringan Trump dan taktik ruang sidangnya untuk menunda, menyangkal, dan membelokkan prosesi sidang.

Perilaku itu kemungkinan akan memicu kemarahan Hakim Merchan. Meskipun dia berbicara dengan lembut, ia memiliki reputasi sebagai ahli hukum yang tidak basa-basi.

Ia sudah pernah memberhentikan omongan Trump sekali saat sesi pemilihan juri.

Sementara, Trump mengeklaim di media sosial bahwa "belum pernah ada hakim yang lebih bermasalah daripada yang ini (Merchan)", dan dia telah menyerang putri dari Hakim Merchan—yang bekerja untuk sebuah perusahaan terafiliasi dengan pihak Demokrat.

Sejak itu, Trump dilarang berbicara tentang keluarga hakim.

Baca juga: Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Kasus Trump

Tim jaksa penuntut Manhattan

Alvin Braggjaksa distrik Manhattan—merupakan pria kulit hitam pertama yang memimpin kantor Kejaksaan Distrik Manhattan ketika dia terpilih pada November 2021.

Ia mengambil alih penyelidikan terhadap Trump dan mengumumkan bahwa kantornya akan mengajukan laporan pidana terhadap mantan presiden April lalu.

Alvin Bragg merupakan pria kulit hitam yang memimpin kantor Kejaksaan Distrik Manhattan.REUTERS via BBC INDONESIA Alvin Bragg merupakan pria kulit hitam yang memimpin kantor Kejaksaan Distrik Manhattan.
Bragg telah mengadopsi teori hukum baru yang dapat mengubah pelanggaran ringan, seperti pemalsuan catatan keuangan, menjadi tindakan kriminal.

Ia menuding Trump mengubah catatan keuangannya untuk menutupi kejahatan kedua, yakni pelanggaran undang-undang keuangan kampanye di New York.

Kantornya menuduh bahwa tim kampanye Trump telah berupaya menyembunyikan perselingkuhan itu dari radar para pemilih menjelang pemilihan presiden AS 2016.

Sejumlah pakar hukum bingung apakah langkah itu akan berhasil, namun Bragg telah mengumpulkan tim jaksa berpengalaman yang sangat paham tentang Trump untuk membangun kasus ini.

Joshua Steinglassjaksa penuntut pengadilan Trump—sebelumnya membantu memimpin penuntutan Organisasi Trump, yang berakhir dengan hukuman, dan kemudian bergabung dengan tim ini.

Steinglass, yang akan mengarahkan tuntutan jaksa dalam persidangan, sebelumnya mengadili kasus-kasus pembunuhan, pembunuhan berencana dan kejahatan kekerasan lainnya.

Tim penuntut juga mencakup Susan Hoffinger, kepala divisi investigasi kantor yang sebelumnya mengerjakan kasus penggelapan pajak Organisasi Trump; Christopher Conroy, yang telah bekerja dalam tim penyelidikan Trump paling lama; dan Rebecca Mangold, seorang jaksa yang memiliki keahlian dalam bidang kejahatan ekonomi.

Baca juga: Trump Bayar Uang Jaminan Rp 2,78 Triliun dalam Kasus Penipuan Sipil di New York

Tim pengacara mantan presiden Trump

Todd Blanchepengacara sidang utama Trump—adalah mantan jaksa federal, yang terdaftar sebagai Demokrat dan warga New York, tetapi ia telah mengesampingkan semua itu.

Blanche meninggalkan posisinya yang menguntungkan sebagai mitra di sebuah firma hukum Wall Street, berubah haluan politik menjadi Republikan dan pindah ke Florida untuk mewakili klien terbesar dalam kariernya—Trump.

Dulunya merupakan kolega Alvin Bragg, pengacara yang kini menuntut mantan presiden, Blanche sekarang duduk di sisi berlawanan dengan Bragg di ruang sidang.

Ini hanya akan menjadi kali kedua Blanche menjadi pengacara dalam sidang. Ia pernah menjabat sebagai pengacara pembela dalam satu kasus pidana lainnya yang masuk ke tingkat pengadilan.

Donald Trump duduk di meja terdakwa dengan tim hukumnya dalam persidangan.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Donald Trump duduk di meja terdakwa dengan tim hukumnya dalam persidangan.
Susan Nechelespengacara Trump—telah mewakili Trump dalam kasus-kasusnya sejak 2021, tetapi dia memiliki sejarah panjang membela politisi bermasalah, pengembang real estat, dan tokoh kejahatan terorganisir—seperti Venero Mangano, seorang bos bawahan dari keluarga kriminal Genovese dengan julukan Benny Eggs.

Ia mewakili Organisasi Trump ketika dihukum karena penggelapan pajak kriminal dan diberi denda 1,6 juta dollar AS (Rp 25,9 miliar) pada Desember 2022.

Gedalia Stern, mitra di firma hukum Necheles, dan Emil Bove, mantan jaksa federal, juga berada di tim pembela Trump.

Saksi-saksi yang berpotensi hadir

Stormy Danielsbintang porno—bertemu Trump pada 2006 di sebuah turnamen golf selebritas di Nevada. Ia baru berusia 27 tahun saat itu, tetapi Daniels—dengan nama asli Stephanie Clifford—sudah menjadi bintang yang sedang naik daun di industri film dewasa.

Ia mengeklaim bahwa Trump mendekatinya, dan keduanya berhubungan seks segera setelah saling kenal.

Trump membantah pertemuan itu, namun Daniels menuduh bahwa dia diberi bayaran uang tutup mulut sebesar 130.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar) oleh Michael Cohen—seorang pengacara dari Organisasi Trump—tepat sebelum pemilihan 2016 untuk tidak berbicara tentang perselingkuhan itu.

Sejak tuduhannya diketahui publik, Daniels sering menjadi sasaran Trump dan sekutunya, tetapi dia mengatakan bahwa dia berkomitmen untuk bersaksi melawan mantan presiden.

Bintang porno Stormy Daniels mengaku diberi uang tutup mulut untuk tidak membicarakan perselingkuhannya dengan Trump.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Bintang porno Stormy Daniels mengaku diberi uang tutup mulut untuk tidak membicarakan perselingkuhannya dengan Trump.
Michael Cohenorang perantara—mulai bekerja sebagai pengacara pribadi Trump pada 2006. Ia didakwa bersalah atas kejahatan keuangan kampanye federal pada 2018 karena melakukan pembayaran uang tutup mulut kepada Daniels, tetapi ia menyatakan bahwa dia mengirim uang itu kepada Trump.

Ia menuduh bahwa mantan presiden hendak menyembunyikan skema itu dan menghindari skandal dengan membayar uang ganti kepada Cohen melalui serangkaian pembayaran yang dicatat sebagai biaya hukum.

Trump menyebut mantan orang kepercayaannya adalah pembohong, dan tim hukumnya telah berusaha untuk memblokir kesaksian Cohen.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Trump dengan Bintang Porno Stormy Daniels

Dahulu kala, Cohen mengatakan, ia rela terkena peluru untuk mantan presiden, tetapi dia kini menjadi saksi kunci dalam penyelidikan Trump—termasuk penyelidikan Robert Mueller atas tuduhan kampanye Trump bekerja sama dengan Pemerintah Rusia alias Kremlin.

Allen Weisselbergkepala keuangan Organisasi Trump yang dihukum—akan menjadi hadirin reguler dalam persidangan pidana, meskipun ia tidak mungkin bersaksi.

Mantan kepala keuangan Organisasi Trump, Weisselberg diduga mengatur agar Trump mengganti pembayaran uang tutup mulut tersebut dan membantu menutupinya.

Weisselberg tidak asing dengan masalah hukum mantan presiden. Pada Agustus 2022, eksekutif Trump Organization tersebut didakwa bersalah atas penggelapan pajak, pemalsuan catatan keuangan, dan kejahatan lainnya.

Tuduhan itu diajukan seiring berjalannya penyelidikan jaksa distrik Manhattan terhadap Organisasi Trump.

Sebagai bagian dari hukuman yang disepakati, ia menjalani 100 hari penjara, dan ia juga setuju untuk bersaksi dalam kasus yang sedang berlangsung terhadap perusahaan Trump.

Allen Weisselberg digiring oleh aparat keamanan dengan tangannya diborgol.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Allen Weisselberg digiring oleh aparat keamanan dengan tangannya diborgol.
Ia kemudian bersaksi di pengadilan sipil New York melawan Trump, namun untuk melakukan itu, ia harus mengaku bersalah atas dua tuduhan berbohong di bawah sumpah segera setelah bersaksi.

Weisselberg dijatuhi hukuman lima bulan penjara tambahan pada 10 April.

David Peckerpenerbit tabloid—adalah mantan direktur utama American Media Inc. (AMI), perusahaan induk dari majalah tabloid National Enquirer.

Ketika memimpin tabloid itu, ia menjalankan praktik bisnis yang dikenal dengan istilah "tangkap dan bunuh" untuk mendukung pencalonan presiden Trump pada pilpres AS 2016.

Ia melakukan ini dengan membeli hak atas berita-berita yang membuat citra Trump terlihat buruk. Ia kemudian menolak untuk mempublikasikan berita-berita tersebut, yang secara efektif menyembunyikan informasi yang dapat merusak reputasi Trump.

Karen McDougalmodel Playboy—mengeklaim dirinya berselingkuh dengan Trump pada 2006 dan 2007, yang dibantah oleh mantan presiden.

Ia mengatakan, dirinya dibayar 150.000 dollar AS (Rp 2,4 miliar) oleh American Media Inc., perusahaan induk National Enquirer, untuk ceritanya. Hal itu memaksanya untuk tetap diam tentang pertemuan dengan Trump.

Dino Sajudinmantan penjaga pintu Trump Tower—juga bisa bersaksi melawan Trump dalam persidangan.

Tim Trump diduga membayarnya uang tutup mulut juga, setelah ia mencoba menjual ceritanya kepada National Enquirer tentang desas-desus yang tidak berdasar bahwa Trump pernah memiliki anak yang lahir di luar nikah.

Baca juga: Trump atau Biden, Siapa yang Lebih Disukai Warga China?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com