KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Meski sempat terjadi kerumunan dan tak terkendali di tempat pemungutan suara (TPS) WTC Kuala Lumpur Malaysia, Minggu (11/2/2024), tetapi akhirnya dapat terurai.
Diketahui, ratusan ribu warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Malaysia memberikan hak suaranya pada Pemilu 2024.
Ada beberapa TPS yang dibuka di Malaysia pada Minggu, yakni di Kuala Lumpur, Johor, Penang, Sabah (Kota Kinabalu dan Tawau), dan Sarawak (Kuching).
Baca juga: Proses Pemungutan Suara di Kuala Lumpur Sempat Tak Terkendali, Ini Penyebabnya
Sebagaimana diberitakan Bernama, kantor berita resmi Malaysia tersebut melakukan survei di WTC di ibu kota.
Salah satu WNI asal Jakarta, Kartika Utami (32) mengatakan bahwa proses pemungutan suara berjalan dengan lancar.
Ia berharap para pemimpin Indonesia yang terpilih akan membawa kemajuan lebih lanjut bagi negara Indonesia.
Sementara salah satu mahasiswa Universiti Malaya, Omaraja Kaminaldi (20) membagikan pengalaman pertamanya jadi pemilih dan ikut nyoblos di Malaysia.
"Saya berharap presiden baru peduli terhadap generasi muda, terutama dalam hal pendidikan dan lapangan kerja. Saya juga berharap ada perubahan yang signifikan," ujarnya, setelah tiba di TPS sejak pukul 05.30 waktu setempat untuk memastikan dia tidak melewatkan kesempatan untuk memilih.
Baca juga: Dubes RI: Hubungan Bilateral dengan Malaysia Diyakini Tetap Solid Apapun Hasil Pemilu
Sedangkan proses pemungutan suara awal bagi WNI di tiga negara bagian yakni Penang Kedah, dan Perlis dilakukan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dengan melibatkan 5.375 pemilih terdaftar.
Munira Ahmad (35), asal Medan mengungkapkan kegembiraannya dan memanfaatkan hari libur untuk memenuhi tanggung jawabnya memilih calon pemimpin Indonesia untuk pertama kalinya setelah tinggal di Penang selama tujuh tahun.
"Saya berharap siapa pun yang memimpin Indonesia akan terus membela kepentingan rakyatnya dan memastikan Indonesia tetap damai dan sejahtera. Kehidupan damai itu yang kami inginkan," harapnya.
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) KJRI, Nanie Kurniasan, mengatakan kepada Bernama, pemungutan suara melalui kotak suara keliling telah dilakukan di pabrik dan perkebunan rakyat Indonesia mulai 1 Februari hingga kemarin di tiga negara bagian tersebut yang melibatkan 42.660 orang.
Ketua PPLN Johor Bahru, Ardiyanshah Syahrom menyatakan sebanyak 2.684 orang memilih di TPS KJRI Johor Bahru, dan KJRI Johor Bahru juga menangani pemilu melalui kotak suara keliling untuk empat negara bagian yaitu Johor, Pahang Negeri Sembilan dan Melaka.
"Total pemilih di empat negara bagian, termasuk Johor, berjumlah 119.491 orang, Johor memiliki 90.666 orang. Kotak suara atau (drop box) kami sudah beroperasi sejak 5 Februari hingga hari ini. Hingga 9 Februari, kami sudah menerima suara dari 55.000 pemilih (melalui kotak suara keliling)," ujarnya dalam jumpa pers di KJRI Johor Bahru hari ini.
Baca juga: Malaysia Jamin Kelancaran Pemungutan Suara Pemilu RI di WTC Kuala Lumpur
WNI yang bekerja di Johor selama 21 tahun, Yulia Deswita (42) berharap para pemimpin baru akan menjadikan penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas utama mereka.
Untuk Sabah, proses pemungutan suara bagi 158.111 pemilih terdaftar di Sabah dilaksanakan di dua lokasi di Kota Kinabalu yaitu KJRI Kota Kinabalu dan Sekolah Indonesia Kota Kinabalu di Sepanggar. Sedangkan di Tawau digelar di Komplek Olahraga Tawau.
Di KJRI Kota Kinabalu, pegawai sekolah Karolus Lukas (52), dan istrinya Kasimah Pelilie Raring (50) yang sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Malaysia, mengatakan mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk memilih di setiap pemilu karena itu adalah tanggung jawab mereka sebagai warga negara Indonesia.
Keduanya berkeinginan untuk mendapatkan pemimpin yang cakap dan dapat menjaga hubungan positif dengan Malaysia sebagai negara tetangga dekat.
WNI lain yang ikut memberikan hak suaranya di Tawau, Suherbu Hamide (50) asal Sulawesi Selatan, berharap pemimpin terpilih mampu mengemban tugas sebagai kepala negara dan merawat WNI yang bekerja di luar negeri.
Sementara proses pemungutan suara di Sarawak diadakan di KJRI di Kuching. Konsul Jenderal Raden Sigit Witjaksono melaporkan bahwa 80 persen masyarakat Indonesia di wilayah tersebut telah memberikan suara mereka pada pukul 14.00 waktu setempat.
Di Sarawak, total ada 64.900 WNI yang berhak memilih, dengan mayoritas 61.912 pemilih menggunakan metode kotak suara keliling dan sisanya (2.988 pemilih) memilih melalui model Tempat Pemungutan Suara (TPS) di KJRI.
Baca juga: Komisi Pemilihan Rusia Tutup Pendaftaran Capres, Siapa Saja yang Lolos Selain Putin?
"Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perkebunan, digunakan model kotak suara keliling yang dijaga oleh empat petugas dan seorang pengawas, yang melibatkan sekitar 500 surat suara," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.