Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Pemungutan Suara di Kuala Lumpur Sempat Tak Terkendali, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 11/02/2024, 18:54 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BH Online

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Suasana pemungutan suara pada Pemilu 2024 Indonesia di World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur Malaysia, Minggu (11/2/2024) sempat tak terkendali.

Diketahui, hal itu terjadi pada siang hari karena ada banyak pemilih yang tidak terdaftar sebagai DPT mencoba memberikan hak suaranya di TPS WTC Kuala Lumpur.

Sebagaimana diberitakan bharian.com pada siang hari, puluhan ribu WNI bersikap agresif dan tidak menaati instruksi petugas maupun pihak berwenang.

Baca juga: Dubes RI: Hubungan Bilateral dengan Malaysia Diyakini Tetap Solid Apapun Hasil Pemilu

Rata-rata pemilih membanjiri TPS utama di WTC pada pukul 8 pagi, namun saat siang hari puluhan ribu masyarakat Indonesia masih belum diperbolehkan masuk untuk memilih.

Seluruh pemilih diarahkan masuk ke dalam WTC secara bertahap, namun ada pula yang mencoba mendorong aparat penegak hukum saat pintu utama dan pembatas TPS dibuka.

Salah satu WNI, Agus Priyatno (44) mengatakan, ini jadi yang kedua kalinya ia memilih di Malaysia dan mengaku keadaan TPS di WTCKL tidak terkendali karena ada yang masih asing bagi mereka dan rata-rata pemilih tidak tahu arah ke mana.

"Sebelumnya kami melakukan pemungutan suara di KBRI dan sebagian besar dari kami sudah mengetahui kemana harus pergi, dimana mendaftar dan dimana ingin memilih," ujarnya.

"Tetapi di sini sebagian besar pemilih belum mengetahui lokasinya sehingga lebih ricuh dibandingkan jika diadakan di gedung kedutaan," imbuhnya.

Baca juga: Malaysia Jamin Kelancaran Pemungutan Suara Pemilu RI di WTC Kuala Lumpur

"Saya sudah di sini selama dua jam dan masih belum bisa memilih," kata dia saat siang tadi.

Sementara itu, Dede Firman (27), mengatakan ini merupakan pengalaman pertamanya memilih di Malaysia dan cukup terkejut melihat situasi di WTCKL.

"Memang yang terjadi di sini cukup luar biasa, karena kita hanya fokus pada satu TPS. Di Indonesia, TPS-nya lebih banyak dan tidak terkonsentrasi," terang warga yang berasal dari Sumatera tersebut.

Dari survei bharian.com, menemukan hanya satu jalur yang terbuka di gerbang utama WTCKL sehingga terlihat para pemilih saling dorong untuk memasuki halaman gedung.

Para pemilih juga terlihat berusaha menerobos pembatas sebelum disusul oleh pemilih lainnya.

Mengomentari keributan tersebut, Managing Director WTCKL Group, Datuk Seri Dr. Irmohizam Ibrahim mengatakan, pihaknya hanya menyiapkan tempat dan mengikuti instruksi yang dikeluarkan pihak KBRI.

"Soal dibukanya satu jalur saja bagi pemilih untuk masuk ke WTCKL, itu memang siang hari dibicarakan dengan KBRI dan kami hanya mengikuti apa yang diminta," katanya.

"Kalau masyarakat ini antre dan tidak berkerumun, sebenarnya bisa masuk ke TPS secara bertahap. Namun kami akan terus berbenah agar proses pemungutan suara Pemilu 2024 bisa berjalan lancar," jelas dia.

Baca juga: Ukraina Hancurkan 40 Drone Rusia yang Serang Infrastruktur

Namun sebagaimana diberitakan Kompas.com, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengungkapkan, kerumunan yang terjadi di TPS WTC Kuala Lumpur, sudah mulai terurai.

Ternyata, kerumunan tersebut disebabkan banyak WNI yang ingin melakukan pencoblosan Pemilu 2024 di Kuala Lumpur, namun ternyata tidak masuk ke dalam DPT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com