Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Pemilu India 2024

Kompas.com - 22/04/2024, 21:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Murali Krishnan/DW Indonesia

NEW DELHI, KOMPAS.com - Hari Jumat (19/4/2024) menandakan dimulainya pemilihan umum terbesar di dunia. Di India, sekitar 970 juta penduduk berhak memberikan suara dalam tujuh fase pencoblosan yang dimulai pada 19 April dan berlangsung selama enam pekan.

Perdana Menteri Narendra Modi ingin mengamankan masa jabatan ketiga. Untuk itu, dia harus mempertahankan mayoritas kursi di Lok Sabha, majelis rendah India yang beranggotakan 543 orang.

Kontestasi demokratik ini melibatkan enam partai politik nasional, 57 partai lokal di tingkat negara bagian dan sebanyak 2.597 partai-partai kecil yang boleh dipilih, tapi tidak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum.

Baca juga: Pemilu India Dimulai Hari Ini, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga

Meski demikian, persaingan paling sengit akan dilakoni kedua partai terbesar di India, yakni Partai Bharatiya Jannata (BJP), yang sekarang berkuasa dan partai oposisi Kongres Nasional India (INC).

INC tahun ini membentuk aliansi 28 partai dan sejumlah partai lokal di bawah "Aliansi Nasional Pengembangan Inklusif India," atau disingkat INDIA.

Persekutuan itu bersifat krusial, mengingat dominasi BJP di panggung politik. Partai Hindu itu saat ini menguasai sebanyak 17 dari 28 negara bagian dan wilayah persatuan di India.

Seberapa populer Modi dan BJP?

Menurut sejumlah jajak pendapat, Modi dan partai BJP diperkirakan akan kembali menjadi kekuatan terbesar dalam pemilu 2024. Popularitasnya banyak dibangun lewat kebijakan pro-Hindu yang mewakili sekitar 80 persen populasi.

Di bawah Modi, India juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi pesat yang konstan bertengger di kisaran tujuh persen dan melampaui sembilan persen pada 2021.

Modi berjanji, India akan menjadi perekonomian terbesar ketiga di dunia pada 2029. Target tersebut selaras dengan perkiraan analis dan ekonom soal prospek pertumbuhan di India.

Pada pemilu 2019, BJP membukukan kemenangan telak dengan mayoritas berjumlah 303 kursi dan koalisi berjumlah total 353 kursi atau nyaris mencapai mayoritas super sebesar dua pertiga anggota parlemen.

Partai Kongres sebaliknya hanya memenangkan 52 kursi dan membangun koalisi berkekuatan 91 kursi.

Kini, dengan peluang memperpanjang masa jabatan selama lima tahun ke depan, kritik terhadap kebijakan BJP semakin santer dibunyikan.

Baca juga: Pemilih di Banyak Negara Dilaporkan Skeptis terhadap Demokrasi dan Pemilu

Kemunduran sekularisme di India

Sejak Modi berkuasa, India perlahan mengalami kemunduran dalam demokrasi dan sekularisme, menurut berbagai pakar dan lembaga internasional.

Kedekatan BJP dengan organisasi Hindu ultranasionalis yang terinspirasi dari gagasan fasisme Eropa kian meruncingkan perseteruan dengan minoritas. Akibatnya, diskriminasi dilaporkan merajalela.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com