Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Teknologi Sepakat Perangi AI, Atasi Kecurangan Pemilu

Kompas.com - 17/02/2024, 20:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Perusahaan-perusahaan teknologi besar menandatangani perjanjian pada Jumat (16/2/2024) untuk secara sukarela mengadopsi tindakan pencegahan penggunaan alat kecerdasan buatan (AI).

Seperti diketahui, saat ini AI banyak dipakai mengganggu pemilu demokratis di seluruh dunia.

Para eksekutif dari Adobe, Amazon, Google, IBM, Meta, Microsoft, OpenAI, dan TikTok berkumpul di Konferensi Keamanan Munich, mengumumkan kerangka kerja baru tentang cara mereka merespons deepfake yang dihasilkan AI yang dengan sengaja mengelabui pemilih.

Baca juga: Buntut Deepfake Telanjang Taylor Swift, Senator AS Dorong RUU Penindakan AI

Dua belas perusahaan lain, termasuk X milik Elon Musk, juga menandatangani perjanjian tersebut.

“Semua orang menyadari bahwa tidak ada satu pun perusahaan teknologi, tidak ada pemerintah, tidak ada satu pun organisasi masyarakat sipil yang mampu menangani sendiri munculnya teknologi ini dan kemungkinan penggunaan jahatnya,” kata Nick Clegg, presiden urusan global untuk Meta, dilansir dari Guardian.

Kesepakatan tersebut sebagian besar bersifat simbolis, namun menargetkan gambar, audio, dan video yang semakin realistis.

AI bisa menipu, memalsukan atau mengubah penampilan, suara, atau tindakan kandidat politik, pejabat pemilu, dan pemangku kepentingan utama lainnya dalam pemilu yang demokratis.

AI juga bisa memberikan informasi palsu kepada pemilih tentang kapan, di mana, dan bagaimana mereka dapat memilih secara sah.

Perusahaan tidak berkomitmen untuk melarang atau menghapus deepfake.

Sebaliknya, perjanjian tersebut menguraikan metode yang akan mereka gunakan untuk mencoba mendeteksi dan memberi label pada konten AI yang menipu ketika konten tersebut dibuat atau didistribusikan di platform mereka.

Baca juga: Jelang Pemilu AS, Muncul Panggilan Palsu Biden Dibuat Lewat AI

Dicatat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut akan berbagi praktik terbaik satu sama lain dan memberikan tanggapan yang cepat dan proporsional ketika konten mulai menyebar.

Baca juga: AI Chatbot Perusahaan Ini Hilang Kendali, Menyumpah Serapah ke Pelanggan

Ketidakjelasan komitmen dan kurangnya persyaratan yang mengikat kemungkinan besar membantu memenangkan banyak perusahaan, namun para pendukung yang kecewa mencari jaminan yang lebih kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com