Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Menegangkan Pendaki Indonesia Coba Taklukkan Mont Blanc, Kena Longsor Salju dan Hadapi Retakan Gletser

Kompas.com - 18/09/2023, 16:57 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

CHAMONIX, KOMPAS.com - Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen.

Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl.

"Mont Blanc saat ini sangat berbahaya. Enggak mendukung sekali untuk pendakian setelah adanya gelombang panas," cerita salah satu pendaki, Muhammad Wahyudi, kepada Kompas.com, Minggu(17/9/2023).

Baca juga: Kisah Pendaki Indonesia Capai Puncak Eiger, Cuaca Rusak Rencana

Selain banyak celah di antara dinding glasial, menurut dia, bahaya salju longsor juga mengancam setiap saat ketika para pendaki mencoba menaklukkan gunung tertinggi di Eropa barat tersebut.

"Kami sempat kena avalance (salju longsor), namun masih selamat," imbuh anggota termuda Ekpedisi Trilogi Alpen ini.

Wahyudi menyampaikan, pihaknya semakin yakin untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju puncak Mont Blanc saat berpapasan dengan pendaki lokal yang memilih turun ketimbang meneruskan perjalanan.

"Banyak pendaki dengan guide lokal yang turun kembali, dan kami diberitahu kondisi sangat bahaya," kata Wahyudi.

Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen. Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl karena faktor cuaca. Wanadri Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen. Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl karena faktor cuaca.

Menurut dia, tim sempat terus mencoba melanjutkan perjalanan, tapi akhirnya memutuskan putar balik.

"Crevasse (celah atau retakan gletser) banyak sekali, ada yang lebarnya 1-2 meter. Salah langkah, bisa terperosok dalam jurang es yang dalam," katanya.

Baca juga: Diterjang Badai Salju, Pendaki Indonesia Putar Arah di Gunung Matterhorn

Mereka menghentikan perjalanan tepatnya ketika mencapai Mount du Tacul dengan ketinggian 4.248 meter. Ini adalah  titik tengah antara Mont Blanc dan Home Base di Cosmigues Hut.

"Tidak mungkin lagi, ada salju baru setinggi lutut. Kami memilih balik ke home base," terang Wahyudi.

Gelombang panas menerpa Eropa sejak sebulan lalu. Cuaca ekstrem ini mengubah struktur glasial di Pegunungan Alpen. Jurang glasial makin melebar dan salju longsor makin sering terjadi.

Sebulan silam, saat kelompok ini akan mendaki Mont Blanc, terkendala lantaran ditutup akibat cuaca.

Setelah gagal mencapai puncak Matterhorn, namun berhasil di jalur normal Eiger, empat pendaki Indonesia ini mencoba Mont Blanc. Tetapi, sayang, meski sudah dibuka, cuaca ekstrem menghentikan ambisi kelompok ini.

KBRI Bern melalui Kuasa Usaha Ad Interm Umbara Setiawan mengatakan, tidak terkejut dengan tertundanya misi mencapai Mont Blanc.

"Kami sempat ketemu di KBRI Bern, mereka menceritakan bagaimana perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap ekspedisi ini. Tahun depan mudah-mudahan terlaksana," kata Umbara Setiawan.

Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen. Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl karena faktor cuaca.Wanadri Nasib baik belum memihak empat pendaki dari Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dalam menyelesaikan misi ekspedisi Trilogi Alpen. Sebab, mereka belum berhasil mencapai puncak Mont Blanc yang memiliki ketinggian 4.807 mdpl karena faktor cuaca.

Empat pendaki gunung Indonesia, yakni Nurhuda, Muhammad Miftakhudin, Muhammad Wahyudi, dan Irwan Irawan seperti diketahui mulai mendaki Mont Blanc dari Chamonix, Perancis pada 15 September.

Baca juga: BERITA FOTO: Pendaki Indonesia Capai Base Camp Hoernlihuette di Gunung Matterhorn yang Indah

Mereka naik cable car menuju Cosmigues Hut yang berada di ketinggian 3.610 m sebagai home base. Dari situ, pada pukul 03.30 mereka mulai mendaki Mont Blanc. Cuaca buruk membuat ekspedisi ini terhenti di Mount du Tacul.

"Puncaknya tak akan lari ke mana. Kami akan datang lagi tahun depan, ini perjalanan sebagai pelajaran terbaik," kata Muhammad Wahyudi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

60 Persen Spesies Bunga Bangkai Rafflesia Terancam Punah, Kisah Sukses Indonesia Disorot

Global
Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Rangkuman Hari Ke-574 Serangan Rusia ke Ukraina: Janji Trump Ditagih | Permintaan Cabut Veto Rusia

Global
Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Iran: Normalisasi Hubungan Arab Saudi-Israel Khianati Palestina

Global
Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Rusia Tangkis Serangan Udara Ukraina di Sevastopol Crimea

Global
200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

200 Orang Tewas dalam Sehari Pertempuran Azerbaijan Lawan Separatis Nagorno-Karabakh

Global
Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Global
[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian 'Jasad Alien' di Meksiko

[POPULER GLOBAL] Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia | Penelitian "Jasad Alien" di Meksiko

Global
Viral, Tantangan Keluarkan Saus Tomat dari Botolnya hingga Tetes Terakhir

Viral, Tantangan Keluarkan Saus Tomat dari Botolnya hingga Tetes Terakhir

Global
Presiden Brasil Peringatkan Kemungkinan Terjadinya Kudeta di Guatemala

Presiden Brasil Peringatkan Kemungkinan Terjadinya Kudeta di Guatemala

Global
Raja Charles III Tiba di Perancis untuk Kunjungan Kenegaraan

Raja Charles III Tiba di Perancis untuk Kunjungan Kenegaraan

Global
Huawei Terus Cari Cara Batasi Kontrol Ekspor Chip AS ke China

Huawei Terus Cari Cara Batasi Kontrol Ekspor Chip AS ke China

Global
China Sebut Inggris Berusaha Kacaukan Hong Kong

China Sebut Inggris Berusaha Kacaukan Hong Kong

Global
Sudah 5 Tahun, Pakta Militer Korea Utara dan Korea Selatan Belum Jelas

Sudah 5 Tahun, Pakta Militer Korea Utara dan Korea Selatan Belum Jelas

Global
Zelensky Tagih Janji Trump untuk Akhiri Perang di Ukraina dalam 24 Jam

Zelensky Tagih Janji Trump untuk Akhiri Perang di Ukraina dalam 24 Jam

Global
Separatis Nagorno-Karabakh dan Azerbaijan Umumkan Gencatan Senjata

Separatis Nagorno-Karabakh dan Azerbaijan Umumkan Gencatan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com