KLEINE SCHEIDEGG, KOMPAS.com - Pendaki gunung Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) akhirnya berhasil mencapai puncak Eiger, salah satu gunung di Pegunungan Alpen, Swiss, pada Rabu (6/9/2023).
Kendati demikian, suhu yang terlalu hangat membuat rencana pendakian melalui jalur maut Heckmair terpaksa digagalkan.
"Kami mencoba lewat Hekcmair, tetapi seringkali pijakan di dinding Eiger ambrol," jelas Muhammad Wahyudi bercerita kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Diterjang Badai Salju, Pendaki Indonesia Putar Arah di Gunung Matterhorn
Lantaran membahayakan keselamatan pendakian, pihaknya terpaksa mengalihkan ke jalur pendakian paling aman.
"Kami pilih lewat West Flank, meskipun pijakan banyak ambrol, tapi tidak seberbahaya jalur Heckmair," katanya.
Menurut Wahyudi, pengalihan jalur dari Heckmair ke West Flank masih sesuai kesepakatan awal.
"Sebelum berangkat, kami memang sudah kordinasi dengan tim Wanadri di Bandung. Kami akan coba dulu Heckmair, kalau terlalu bahaya ya pindah di West Flank," terang dia.
Para pendaki gunung Indonesia itu datang ke Swiss sejak 21 Agustus 2023.
Mereka berencana mendaki Mont Blanc setinggi 4.807 meter, Matterhorn 4.478 m, dan Eiger 3967 m dalam misi khusus Trilogi Alpen.
Rencana tersebut berantakan karena cuaca ekstrem yang melanda Eropa, khususnya Swiss.
Mont Blanc ditutup karena rekahan glasial semakin menganga dan gampang berubah akibat gelombang hawa panas.
Baca juga: Setelah 52 Tahun Hilang, Jasad Pendaki Ditemukan di Gletser Pegunungan Alpen yang Mencair
Nurhuda, Muhammad Wahyudi, Iwan Irawan, dan Muhammad Miftakhudin lalu memutuskan mendaki Matterhorn.
Apes belum beranjak dari Wanadri. Di Zermatt, desa terdekat menuju Matterhorn, turun salju.
Setelah menunggu dua hari, akhirnya mereka nekad naik Matterhorn.
Pendakian ke salah satu puncak gunung terindah di Swiss ini juga tak sesuai rencana.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.