Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterjang Badai Salju, Pendaki Indonesia Putar Arah di Gunung Matterhorn

Kompas.com - 01/09/2023, 20:38 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

ZERMATT, KOMPAS.com - Perjalanan pendaki Indonesia menaklukkan Gunung Matterhorn, salah satu puncak di Pegunungan Alpen dengan ketinggian di atas 4.000 mdpl, tidak berjalan sesuai rencana.

Badai salju membuat empat pendaki yang tergabung dalam Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) tersebut harus menghentikan langkah mereka ke puncak.

"Terakhir mereka sampai Solvayhut, ada badai salju, jadi mereka memutuskan putar arah," ujar istri dari Muhammad Wahyudi, salah satu dari pendaki saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Baca juga: Setelah 52 Tahun Hilang, Jasad Pendaki Ditemukan di Gletser Pegunungan Alpen yang Mencair

Di tengah terjangan badai salju, bukanlah hal yang mudah juga untuk bisa kembali ke base camp Hoernlihuette.

Tim Ekspedisi Trilogi Alpen Wanadri ini baru mencapai base camp di sisi jalur normal Swiss pada Kamis (31/8/2023) pukul 23.00.

"Syukurlah, suami saya dan kawan kawan selamat," katanya.

Seharusnya, pendaki normal sudah bisa kembali ke base camp Hoernlihuette pukul 14.00. Itu artinya, Muhammad Wahyudi, Nurhuda, Iwan Irawan, dan Muhammad Miftahudin terlambat 10 jam.

Cuaca ekstrem, telah membuat pendakian tiga puncak Alpen di atas 4.000 mdpl Wanadri tak berjalan sesuai rencana.

Saat akan mendaki Mont Blanc, mereka terhadang wave heat yang membuat gletser meleleh dan menciptakan banyak rekahan baru.

Pihak pengelola Mont Blanc menutup pendakian.

"Kami akhirnya skip Mont Blanc dan menuju Matterhorn," kata Nurhuda, ketua Tim Ekspedisi Trilogi Alpen sebelumnya.

Baca juga: BERITA FOTO: Pendaki Indonesia Capai Base Camp Hoernlihuette di Gunung Matterhorn yang Indah

Namun, saat sampai di Zermatt, mereka dihadang cuaca dingin yang tiba tiba melanda Swiss.

Saat salju mereda, mereka pun mulai menuju base camp Hoernlihuette dari Zermatt. Namun, salju tetap turun dalam perjalanan menuju base camp.

Beberapa foto yang dikirim Muhammad Wahyudi kepada Kompas.com menunjukkan salju baru yang menutup jalur pendakian ini.

Per Rabu (30/8/2023) waktu subuh, mereka memutuskan tetap melakukan pendakian.

Dari penelusuran GPS, pendaki Indonesia ini hanya sanpai Solvayhut. Ini adalah huma yang dibangun sebagai tempat darurat jika ada pendaki yang mengalami gangguan alam.

Saat ini keempat pendaki belum bisa dihubungi secara langsung. Namun mereka sudah sampai Hoernihuette, base camp dari jalur normal Swiss.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Bayangi Rencana Ekspedisi Trilogi Alpen oleh Pendaki Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

AS Setujui Penjualan Amunisi Darurat ke Israel

Global
Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Beri Pernyataan Menjurus Antisemitisme, Rektor Universitas Bergengsi AS Mundur

Global
Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Rangkuman Hari Ke-654 Serangan Rusia ke Ukraina: Perundingan Damai Tak Realistis | Gelombang Rudal Rusia

Global
AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

AS Akan Jual 14.000 Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres

Global
Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Houthi Sebut Akan Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu

Global
Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Saat Korban Tewas di Gaza Capai 17.700 Orang, Netantahu Sebut Ini Perang yang Adil

Global
[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

[UNIK GLOBAL] Anak Ajaib Kini Menganggur | Kutukan Firaun Nyata?

Global
Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Austria Akhiri Penangguhan Bantuan untuk Palestina

Global
Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza

Global
AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

AS, Korea Selatan, dan Jepang Sepakati Inisiatif Baru, Hadapi Ancaman Siber Korea Utara

Global
Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Jelang Pemilu, Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Dekat Selat Taiwan

Global
Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Dampak Penting Perjanjian Bebas Visa Singapura dan China

Global
Presiden Palestina: Perang Gaza Harus Diakhiri, Konferensi Perdamaian Harus Digelar

Presiden Palestina: Perang Gaza Harus Diakhiri, Konferensi Perdamaian Harus Digelar

Global
Spontan Umumkan Pencalonan Diri Lagi, Putin Ingin Kirim Pesan pada Dunia

Spontan Umumkan Pencalonan Diri Lagi, Putin Ingin Kirim Pesan pada Dunia

Global
Alasan Kenapa Orang Singapura Pintar Matematika, berkat Metode Ini...

Alasan Kenapa Orang Singapura Pintar Matematika, berkat Metode Ini...

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com