Iran, sementara itu, ingin menandatangani perjanjian kerja sama 20 tahun dengan kedua negara, dan telah membuat proposal dalam beberapa bulan terakhir.
Ketika ekonomi Iran menderita akibat sanksi ketat Washington, presiden Iran berfokus pada inisiatif diplomasi regional untuk melawan dampaknya.
Iran juga ingin meningkatkan perdagangan dengan Rusia dan Turkiye, dan para pejabat telah membahas penggunaan mata uang nasional dengan Moskwa.
“Rusia dan Iran memiliki permintaan impor dan ekspor yang serupa – keduanya mengekspor produk serupa - yang merupakan alasan mengapa Moskwa memiliki hubungan ekonomi yang jauh lebih substansial dengan Turkiye daripada Iran,” kata Nicole Grajewski, seorang peneliti di Program Keamanan Internasional di Pusat Sains dan Hubungan Internasional Belfer.
Menurutnya Moskwa berupaya meningkatkan produksi dalam negeri setelah perang, yang berarti cenderung mengurangi impor ke Iran.
Grajewski mengatakan Putin dan Raisi tidak mungkin menyelesaikan perjanjian 20 tahun selama kunjungan ini, "tetapi tampaknya ada dorongan yang lebih besar untuk memperkuat hubungan dibandingkan dengan dekade sebelumnya".
Baca juga: Ukraina Terkini: Iran Akan Pasok Drone Tempur untuk Rusia
Kunjungan Putin dilakukan setelah penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengklaim pekan lalu bahwa Iran ingin menjual “ratusan” drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
CNN melaporkan bahwa delegasi Rusia mengunjungi pangkalan udara di Iran tengah, setidaknya dua kali dalam sebulan terakhir. Di sana mereka melihat pameran dua model drone Iran yang memiliki kemampuan senjata.
Kremlin menolak mengomentari masalah ini. Teheran secara eksplisit membantah tuduhan itu, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan secara militer membantu kedua sisi konflik karena ingin perang berakhir.
Baca juga: Ukraina Terkini: 30.000 Orang Ukraina Dievakuasi ke Rusia, Rusia Perkuat Pasukan di Ukraina Selatan
Ini adalah perjalanan luar negeri yang langka bagi Putin, yang pada Februari meluncurkan “operasi khusus” dengan tujuan untuk mendemiliterisasi negara tetangga Ukraina dan menggagalkan ambisi NATO di Kyiv.
Erdogan telah menempatkan diri sebagai penyeimbangan yang rumit selama perang Rusia-Ukraina. Turkiye menyuarakan dukungan untuk Ukraina, tapi menentang ruang lingkup sanksi Barat terhadap Rusia.
Ankara sudah mencoba untuk menengahi antara Moskwa dan Kyiv dengan tujuan mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Tetapi pada saat yang sama, ia menjual drone tempur Bayraktarnya ke Ukraina, yang telah digunakan dalam perang, dan membuat marah Rusia. Turkiye juga menentang pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014.
Baca juga: Kabar Baik, Ukraina dan Rusia Akan Bertemu di Turki Hari Ini Bahas Ekspor Biji-bijian
Ankara, bagaimanapun, dalam beberapa tahun terakhir menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam hal energi, pertahanan, dan perdagangan, sementara juga mengandalkan turis Rusia.
Sementara itu, Iran telah menolak untuk mengecam Rusia karena menginvasi Ukraina dan menyalahkan ekspansi NATO sebagai akar konflik.
Teheran sementara itu menentang perang dan menyerukan dialog untuk menghentikan pertempuran dan menyampaikan pesan antara Ukraina dan Rusia beberapa kali.