Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Sanksi ke Rusia atas Perang di Ukraina Berhasil? Ini Kata Para Menteri Uni Eropa

Kompas.com - 19/07/2022, 21:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BRUSSEL, KOMPAS.com.com - Menteri luar negeri Eropa pada Senin (18/7/2022) bersikeras bahwa sanksi ke Rusia atas Perang di Ukraina berhasil - meskipun ada ancaman terhadap pasokan energi Uni Eropa sendiri.

Pekan lalu seorang pemimpin Uni Eropa (UE), Perdana Menteri nasionalis Hongaria Viktor Orban, mengecam kebijakan tersebut dan mengklaim bahwa sanksi lebih merugikan ekonomi Eropa sendiri daripada Moskwa.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-145 Serangan Rusia ke Ukraina, Zelensky Pecat Jaksa Agung, Uni Eropa Bahas Sanksi Baru

Sesampainya di markas besar Uni Eropa untuk pembicaraan tentang bagaimana menutup celah dalam rezim sanksi dan meningkatkan tekanan pada Rusia, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menolak pandangan itu.

"Beberapa pemimpin Eropa yang mengatakan bahwa sanksi adalah kesalahan, salah," katanya kepada wartawan sebagaimana dilansir AFP.

"Yah, saya pikir itu bukan kesalahan. Itu yang harus kami lakukan dan akan terus kami lakukan."

Menteri luar negeri Luksemburg Jean Asselborn, juga menolak gagasan untuk menarik sanksi ke Rusia: "Akan berakibat fatal jika kita melakukan itu. Kredibilitas kita yang dipertaruhkan.

"Biasanya kita harus menggunakan diplomasi, PBB, untuk mencoba memperbaiki ini. Tapi kita tidak berada dalam waktu yang normal. Kita berada dalam masa di mana hukum rimba diperhitungkan."

Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?

Baca juga: Daftar Negara yang Membeli Minyak Rusia, Konsumen Terbesar Ada di Asia

Baca juga: Rusia Beri Iming-iming ke Dunia jika Barat Cabut Sanksi

Sejak Februari, ketika Rusia menginvasi tetangganya yang sudah diduduki sebagian Ukraina, UE telah mengerahkan enam paket sanksi yang terus menyasar ekonomi Moskwa.

Sebagian besar impor minyak telah dilarang sejak Juni. Para diplomat kini sedang mendiskusikan embargo emas, tetapi banyak negara Eropa tetap bergantung pada gas Rusia untuk pasokan energi mereka.

Borrell dan sebagian besar pemimpin barat bersikeras bahwa sanksi telah merusak ekonomi Rusia dan hanya akan semakin ketat jika Presiden Vladimir Putin gagal menarik pasukannya dari Ukraina.

Tetapi pada Jumat (15/7/2022), Orban - pemimpin Uni Eropa terdekat dengan Kremlin dan sering mengkritik Brussel - mengecam tindakan itu, dengan alasan bahwa Eropa telah "menembak paru-paru sendiri" dengan merusak pasokan energi.

"Brussels berpikir bahwa kebijakan sanksi akan merugikan Rusia, tetapi itu lebih menyakitkan bagi kami," katanya.

Baca juga: Baru Buka Sebulan, McDonalds Rusia Kekurangan Kentang Goreng karena Panen Buruk dan Sanksi Barat

Borrell dan para menteri UE mengadakan pembicaraan melalui tautan video dengan menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, sebelum membahas bagaimana memperketat sanksi secara internal.

Kuleba, dalam sambutannya kepada para menteri yang dibagikan kepada wartawan, mendesak Uni Eropa untuk tidak menyerah pada Putin.

"Mundur dan tunduk pada tuntutannya (Putin) tidak akan berhasil, tidak pernah berhasil. Ini jebakan," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com