Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Sanksi ke Rusia atas Perang di Ukraina Berhasil? Ini Kata Para Menteri Uni Eropa

BRUSSEL, KOMPAS.com.com - Menteri luar negeri Eropa pada Senin (18/7/2022) bersikeras bahwa sanksi ke Rusia atas Perang di Ukraina berhasil - meskipun ada ancaman terhadap pasokan energi Uni Eropa sendiri.

Pekan lalu seorang pemimpin Uni Eropa (UE), Perdana Menteri nasionalis Hongaria Viktor Orban, mengecam kebijakan tersebut dan mengklaim bahwa sanksi lebih merugikan ekonomi Eropa sendiri daripada Moskwa.

Sesampainya di markas besar Uni Eropa untuk pembicaraan tentang bagaimana menutup celah dalam rezim sanksi dan meningkatkan tekanan pada Rusia, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menolak pandangan itu.

"Beberapa pemimpin Eropa yang mengatakan bahwa sanksi adalah kesalahan, salah," katanya kepada wartawan sebagaimana dilansir AFP.

"Yah, saya pikir itu bukan kesalahan. Itu yang harus kami lakukan dan akan terus kami lakukan."

Menteri luar negeri Luksemburg Jean Asselborn, juga menolak gagasan untuk menarik sanksi ke Rusia: "Akan berakibat fatal jika kita melakukan itu. Kredibilitas kita yang dipertaruhkan.

"Biasanya kita harus menggunakan diplomasi, PBB, untuk mencoba memperbaiki ini. Tapi kita tidak berada dalam waktu yang normal. Kita berada dalam masa di mana hukum rimba diperhitungkan."

Sejak Februari, ketika Rusia menginvasi tetangganya yang sudah diduduki sebagian Ukraina, UE telah mengerahkan enam paket sanksi yang terus menyasar ekonomi Moskwa.

Sebagian besar impor minyak telah dilarang sejak Juni. Para diplomat kini sedang mendiskusikan embargo emas, tetapi banyak negara Eropa tetap bergantung pada gas Rusia untuk pasokan energi mereka.

Borrell dan sebagian besar pemimpin barat bersikeras bahwa sanksi telah merusak ekonomi Rusia dan hanya akan semakin ketat jika Presiden Vladimir Putin gagal menarik pasukannya dari Ukraina.

Tetapi pada Jumat (15/7/2022), Orban - pemimpin Uni Eropa terdekat dengan Kremlin dan sering mengkritik Brussel - mengecam tindakan itu, dengan alasan bahwa Eropa telah "menembak paru-paru sendiri" dengan merusak pasokan energi.

"Brussels berpikir bahwa kebijakan sanksi akan merugikan Rusia, tetapi itu lebih menyakitkan bagi kami," katanya.

Borrell dan para menteri UE mengadakan pembicaraan melalui tautan video dengan menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, sebelum membahas bagaimana memperketat sanksi secara internal.

Kuleba, dalam sambutannya kepada para menteri yang dibagikan kepada wartawan, mendesak Uni Eropa untuk tidak menyerah pada Putin.

"Mundur dan tunduk pada tuntutannya (Putin) tidak akan berhasil, tidak pernah berhasil. Ini jebakan," katanya.

"Saya yakin bahwa dalam minggu-minggu berikutnya akan ada lebih banyak suara yang condong ke Kremlin, yang mendorong opini publik untuk memberi Putin apa yang dia inginkan sehingga dia meninggalkan Eropa sendirian. Kita harus secara aktif melawan narasi ini," katanya.

Borrell mencatat bahwa pejabat UE sedang menyusun rencana untuk melarang impor emas Rusia, tetapi menambahkan: "Kami tidak mengatakan 'paket baru', tetapi meningkatkan penerapan sanksi yang sudah ada."

Sementara itu, Rusia mulai mengganggu pasokan gas ke Eropa, dengan mengancam keamanan energi negara-negara penggerak industri Uni Eropa, Jerman.

"Rusia sedang mencoba menurunkan moral kami," kata menteri negara Jerman untuk urusan Eropa Anna Luehrmann.

"Kami akan terus mendukung Ukraina, baik secara ekonomi, politik, tetapi juga dengan cara militer," katanya. "Sangat penting untuk mempertahankan sanksi."

https://www.kompas.com/global/read/2022/07/19/213400870/apakah-sanksi-ke-rusia-atas-perang-di-ukraina-berhasil-ini-kata-para

Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke