Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Kunci dalam Dinasti Rajapaksa yang Kuasai Sri Lanka hingga Bangkrut

Kompas.com - 13/07/2022, 19:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Dalam file foto ini diambil pada 22 November 2019, Presiden baru Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan saudara Perdana Menterinya Mahinda Rajapaksa, berpose untuk foto bersama setelah upacara pelantikan menteri di Kolombo. AFP PHOTO/ISHARA S KODIKARA Dalam file foto ini diambil pada 22 November 2019, Presiden baru Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan saudara Perdana Menterinya Mahinda Rajapaksa, berpose untuk foto bersama setelah upacara pelantikan menteri di Kolombo.

COLOMBO, KOMPAS.com - Kemarahan atas krisis Sri Lanka telah membara selama berbulan-bulan, dengan banyak warganya menyalahkan kelangkaan yang meluas dan inflasi yang tak terkendali kepada dinasti Rajapaksa yang menguasai berbagai posisi penting pemerintahan.

Kemarahan itu memuncak akhir pekan lalu, saat ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.

Baca juga: Rajapaksa Kabur, PM Sri Lanka Ditunjuk Jadi Plt Presiden

Panasnya kondisi memaksanya melarikan diri di bawah penjagaan militer tepat sebelum massa menyerbu kediaman dan kantornya yang berdekatan.

Terus terdesak, Presiden Sri Lanka kabur ke Maladewa pada Rabu (13/7/2022) mendahului proses pengunduran dirinya.

Berikut adalah profil dari beberapa tokoh kunci dinasti Rajapaksa yang menguasai posisi penting dalam pemerintahan dan dituding jadi penyebab krisis Sri Lanka, sebagaimana dilansir dari AFP.

“Terminator”

Presiden Gotabaya Rajapaksa (72 tahun), mulai menjabat pada 2019, memegang kekuasaan eksekutif atas Sri Lanka selama pandemi Covid-19 yang menurut para analis membantu memicu krisis ekonomi saat ini.

Tidak seperti saudaranya yang karismatik Mahinda, yang mengepalai dinasti Rajapaksa dan menjadi perdana menteri hingga Mei, Gotabaya memiliki sedikit pengalaman politik.

Baca juga: UPDATE Sri Lanka: Darurat Nasional Kembali Diterapkan, Massa Serbu Kantor PM

Dia berasal dari latar belakang militer. Dia bertanggung jawab atas tentara dan polisi selama masa kepresidenan Mahinda dari 2005 hingga 2015.

Pada 2009, dia memimpin tindakan brutal pemerintah yang menghancurkan pemberontak separatis Tamil setelah puluhan tahun perang saudara.

Menurut perkiraan PBB , minggu-minggu terakhir konflik berdarah berakhir dengan kematian sekitar 40.000 warga sipil, yang digiring ke zona larangan menembak yang kemudian dibom oleh angkatan bersenjata.

Dia menyangkal tuduhan bahwa dia berada di belakang regu pembunuh, yang menculik dan "menghilangkan" lusinan lawan dengan mobil van putih.

Dia telah dijuluki "The Terminator" oleh keluarganya sendiri dan dikenal karena temperamennya yang pendek.

Baca juga: Kenapa Sri Lanka Bisa Krisis dan Bangkrut sampai Warga Duduki Istana Presiden?

Baca juga: Kronologi Pelarian Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa hingga Pendudukan Istana oleh Massa

Baca juga: Saat Warga Sri Lanka Ambil Alih Istana Kepresidenan, Adakan “Pesta” di Kolam Renang dan Dapur Presiden…

“Pemimpin dinasti Rajapaksa”

Mahinda Rajapaksa (76 tahun), adalah kepala klan Rajapaksa. Dia adalah presiden selama satu dekade, dan sebelum itu sudah menjabat sebagai perdana menteri pada 2004.

Mahinda pernah dipuja oleh mayoritas Sinhala-Buddha karena menumpas pemberontak Tamil.

Dia menolak penyelidikan internasional atas kekejaman yang diduga dilakukan selama perang. Serangkaian penyelidikan lokal gagal menghasilkan investigasi atau penuntutan kejahatan perang yang layak atasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com