Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Kunci dalam Dinasti Rajapaksa yang Kuasai Sri Lanka hingga Bangkrut

Kompas.com - 13/07/2022, 19:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

Kritikus mengatakan Mahinda juga tidak berbuat banyak untuk menjembatani perpecahan dengan Tamil Sri Lanka setelah perang. Komunitas dilarang memperingati kematian korban perang saudara dan sebagian besar tetap terpinggirkan.

Selama masa kepresidenan Mahinda, Sri Lanka juga bergerak lebih dekat ke China, meminjam hampir 7 miliar dollar AS untuk proyek infrastruktur, banyak diantaranya menjadi sasaran empuk korupsi, menurut laporan AFP.

Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei dan harus diselamatkan oleh militer setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediamannya di Colombo.

Baca juga: Akhir Memalukan bagi Dinasti Rajapaksa di Sri Lanka

“Tuan Sepuluh Persen”

Anggota keluarga lainnya, termasuk Basil Rajapaksa (71 tahun), yang dijuluki "Tuan Sepuluh Persen" dalam wawancara dengan BBC. Julukan itu merujuk pada komisi yang diduga diambilnya dari kontrak pemerintah.

Administrasi berikutnya gagal membuktikan tuduhan bahwa ia menyedot jutaan dolar dari kas negara. Semua kasus terhadapnya dibatalkan ketika Gotabaya menjadi presiden.

Basil diangkat menjadi menteri keuangan ketika Gotabaya menjadi presiden, tetapi dibuang pada April ketika presiden mencoba menyelamatkan pemerintahannya.

Sejak itu dia mengundurkan diri dari parlemen.

Selain itu masih ada Chamal (79 tahun), yang bertanggung jawab atas irigasi. Putranya Sashindra terlibat dalam larangan impor pupuk kimia.

Putra sulung Mahinda, Namal (36 tahun), yang menjalankan kementerian olahraga dan disebut-sebut sebagai pemimpin masa depan sebelum krisis. Dia juga akhirnya dicopot saat gejolak massa pecah April lalu.

Baca juga: India Bantah Bantu Presiden Sri Lanka Kabur ke Luar Negeri

Ketika tinggal Gotabaya yang tersisa dalam kekuasaan dari klannya, Namal pada Mei sempat mengatakan kepada AFP bahwa keluarga itu hanya melalui "masa yang buruk".

Akhil Bery dari Institut Kebijakan Masyarakat Asia mengatakan pada saat itu bahwa bahkan setelah pengunduran diri Mahinda, "merek Rajapaksa” masih mendapat dukungan di antara penduduk Sinhala.

"Meskipun banyak kesalahan dapat ditempatkan pada dinasti Rajapaksa sekarang, penerus mereka akan mewarisi kekacauan, meninggalkan ruang bagi Rajapaksa untuk tetap relevan secara politik," katanya kepada AFP.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com