Kritikus mengatakan Mahinda juga tidak berbuat banyak untuk menjembatani perpecahan dengan Tamil Sri Lanka setelah perang. Komunitas dilarang memperingati kematian korban perang saudara dan sebagian besar tetap terpinggirkan.
Selama masa kepresidenan Mahinda, Sri Lanka juga bergerak lebih dekat ke China, meminjam hampir 7 miliar dollar AS untuk proyek infrastruktur, banyak diantaranya menjadi sasaran empuk korupsi, menurut laporan AFP.
Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei dan harus diselamatkan oleh militer setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediamannya di Colombo.
Baca juga: Akhir Memalukan bagi Dinasti Rajapaksa di Sri Lanka
Anggota keluarga lainnya, termasuk Basil Rajapaksa (71 tahun), yang dijuluki "Tuan Sepuluh Persen" dalam wawancara dengan BBC. Julukan itu merujuk pada komisi yang diduga diambilnya dari kontrak pemerintah.
Administrasi berikutnya gagal membuktikan tuduhan bahwa ia menyedot jutaan dolar dari kas negara. Semua kasus terhadapnya dibatalkan ketika Gotabaya menjadi presiden.
Basil diangkat menjadi menteri keuangan ketika Gotabaya menjadi presiden, tetapi dibuang pada April ketika presiden mencoba menyelamatkan pemerintahannya.
Sejak itu dia mengundurkan diri dari parlemen.
Selain itu masih ada Chamal (79 tahun), yang bertanggung jawab atas irigasi. Putranya Sashindra terlibat dalam larangan impor pupuk kimia.
Putra sulung Mahinda, Namal (36 tahun), yang menjalankan kementerian olahraga dan disebut-sebut sebagai pemimpin masa depan sebelum krisis. Dia juga akhirnya dicopot saat gejolak massa pecah April lalu.
Baca juga: India Bantah Bantu Presiden Sri Lanka Kabur ke Luar Negeri
Ketika tinggal Gotabaya yang tersisa dalam kekuasaan dari klannya, Namal pada Mei sempat mengatakan kepada AFP bahwa keluarga itu hanya melalui "masa yang buruk".
Akhil Bery dari Institut Kebijakan Masyarakat Asia mengatakan pada saat itu bahwa bahkan setelah pengunduran diri Mahinda, "merek Rajapaksa” masih mendapat dukungan di antara penduduk Sinhala.
"Meskipun banyak kesalahan dapat ditempatkan pada dinasti Rajapaksa sekarang, penerus mereka akan mewarisi kekacauan, meninggalkan ruang bagi Rajapaksa untuk tetap relevan secara politik," katanya kepada AFP.