Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump dan Dua Anaknya Akan Bersaksi atas Dugaan Penipuan Terkait Aset-asetnya

Kompas.com - 09/06/2022, 11:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com - Donald Trump dan dua anaknya setuju untuk bersaksi mulai 15 Juli dalam penyelidikan New York, terkait penilaian aset perusahaannya yang berpotensi mengungkap penipuan (jika ada) di bisnis keluarga mantan orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) ini.

Perjanjian tentang kesaksian oleh Trump, Donald Trump Jr dan Ivanka Trump diuraikan dalam sebuah dokumen yang diajukan pada Rabu (8/6/2022), di pengadilan negara bagian di Manhattan, di mana Jaksa Agung New York Letitia James menggugatnya pada 2020 karena mengabaikan panggilan pengadilan.

Baca juga: Tanpa Donald Trump Memang Tak Ramai

James, seorang Demokrat, menyelidiki apakah Trump Organization yang berbasis di Manhattan memanipulasi penilaian aset atas bisnisnya.

Manipulasi tersebut diduga dilakukan untuk mengamankan persyaratan yang lebih menguntungkan, ketika mereka ingin mengajukan pinjaman bank dan asuransi serta keringanan pajak.

Setelah berkali-kali mangkir, penjadwalan penyelidikan mereka menjadi tak terelakkan setelah pengadilan banding menengah menguatkan putusan bahwa panggilan pengadilan untuk kesaksian Trump adalah “sah dan tidak bermotif politik”.

Anggota keluarga Trump masih dapat menghindari deposisi, jika pengadilan tertinggi negara bagian mengeluarkan penundaan, yang telah mereka ajukan untuk diminta pada 13 Juni jika mereka memilih jalan lain.

Jika deposisi tidak ditunda, maka mereka harus bersaksi tepat saat Trump bersiap untuk diinterogasi di bawah sumpah selama tujuh jam, dalam gugatan penipuan yang diajukan oleh investor di perusahaan pemasaran multi-level yang didukungnya selama satu dekade dalam reality TV show yang membuat namanya melambung (The Apprentice).

Donald Jr, Ivanka dan Eric Trump juga akan bersaksi masing-masing selama tujuh jam dalam kasus tersebut.

Baca juga: Elon Musk Akan Cabut Blokir Twitter terhadap Donald Trump

Trump menghina pengadilan

Beberapa jam setelah kesepakatan untuk bersaksi tercapai, Hakim Arthur Engoron memutuskan bahwa Trump masih menghina hukum, karena gagal memenuhi panggilan pengadilan sebelumnya.

Hakim mengatakan Presiden Amerika Serikat ke-45 itu baru akan dinilai mematuhi panggilan pengadilan, setelah dia menyerahkan salinan polis kepemilikan perusahaannya.

"Saya hanya ingin menyelesaikan ini, dan saya pikir ini adalah cara terbaik untuk melakukannya," kata Engoron pada sidang jarak jauh, di mana dia menolak permintaan Trump agar perintah penghinaan hukum dicabut.

"Saya mengerti kami memiliki sedikit perbedaan pendapat."

Pengacara Trump, Alina Habba, mengatakan kepada hakim bahwa dia yakin perlakuan yang berbeda akan diterima jika kliennya bukan Donald Trump, menuduh keputusan hakim bermotif politik.

“Saya hanya berpikir pendapat itu banyak didasarkan pada siapa klien saya, dan itu mengkhawatirkan,” kata Habba sebagaimana dilansir Bloomberg.

"Itu (politik) tidak ada hubungannya denganku," bantah Hakim Engoron menegaskan keputusannya murni berdasarkan hukum.

Baca juga: 5 Masalah Menanti Elon Musk Usai Beli Twitter, dari Akun Donald Trump hingga Fitur Edit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com