WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Elon Musk mengatakan, jika tawarannya untuk membeli Twitter berhasil, dia akan mencabut blokir platform tersebut terhadap mantan Presiden AS Donald Trump.
Sebelumnya, pendiri SpaceX sekaligus CEO Tesla tersebut menyetujui tawaran pembelian Twitter senilai 44 juta dollar AS (Rp 634 triliun).
Dia mengatakan, persetujuan tersebut belum sepenuhnya menjadi kesepakatan dan idealnya akan selesai dalam dua hingga tiga bulan ke depan, sebagaimana dilansir BBC, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Gugatan Donald Trump ke Twitter Ditolak Pengadilan
Musk berbicara dalam Financial Times Future of the Car Summit bahwa keputusan Twitter untuk memblokir mantan presiden AS itu salah secara moral dan “benar-benar bodoh”.
Pada Januari 2021, Twitter mengatakan bahwa akun Trump "ditangguhkan secara permanen” karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut setelah penyerbuan Capitol Hill di Washington DC, AS.
“Saya akan membatalkan penangguhan permanen, tetapi saya belum memiliki Twitter, jadi ini bukan hal yang pasti akan terjadi,” ujar Musk.
Dia menuturkan, larangan itu bukannya membungkam Trump, justru membuatnya pindah ke situs Truth Social miliknya sendiri. Hal tersebut semakin memperkuat suaranya di antara kelompok sayap kanan.
Musk menambahkan, Trump sebelumnya mengatakan, dia tidak akan kembali ke Twitter, bahkan jika akunnya diaktifkan kembali.
Baca juga: Elon Musk Ingin Perluas Jangkauan Twitter, Karyawan yang Tak Nyaman Dipersilakan Resign
Musk berujar bahwa dia telah berbicara dengan salah satu pendiri Twitter yakni Jack Dorsey tentang masalah menangguhkan pengguna sebagai tanggapan atas twit yang ofensif.
“Dia dan saya memiliki pemikiran yang sama bahwa larangan permanen harus sangat langka dan disediakan untuk akun yang merupakan bot atau akun scam,” papar Musk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.