NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Elon Musk mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter seharga 44 miliar dollar AS tunai.
Hal ini akan mengalihkan kendali platform media sosial yang dipakai jutaan pengguna dan pemimpin global kepada orang terkaya di dunia.
Dilansir Reuters, ini jadi momen penting bagi perusahaan berusia 16 tahun itu.
Baca juga: Twitter Dibeli Elon Musk, Beberapa Sosok Ini Kesal dan Tinggalkan Platform
Musk, yang menyebut dirinya absolutis kebebasan berbicara, telah mengkritik moderasi Twitter.
Dia ingin algoritma Twitter untuk memprioritaskan tweet menjadi publik dan menolak memberikan terlalu banyak kekuatan pada layanan kepada perusahaan yang beriklan.
Aktivis politik berharap bahwa rezim Musk berarti lebih sedikit moderasi dan pemulihan individu yang dilarang, termasuk mantan Presiden Donald Trump.
Para konservatif mendukung prospek kontrol yang lebih sedikit, sementara beberapa aktivis HAM menyuarakan kekhawatiran akan meningkatnya ujaran kebencian.
Baca juga: 5 Masalah Menanti Elon Musk Usai Beli Twitter, dari Akun Donald Trump hingga Fitur Edit
Musk juga menganjurkan tweet yang ramah pengguna ke layanan, seperti tombol edit dan mengalahkan "bot spam" yang mengirim tweet yang tidak diinginkan dalam jumlah besar.
Diskusi mengenai kesepakatan itu, yang minggu lalu tampak tidak pasti, dipercepat selama akhir pekan setelah Musk merayu pemegang saham Twitter dengan rincian pembiayaan dari tawarannya.
Di bawah tekanan, Twitter mulai bernegosiasi dengan Musk untuk membeli perusahaan dengan harga 54,20 dollar AS per saham yang diusulkannya.
Baca juga: Kerugian dan Dilema Iklan: Di Balik Pembelian Twitter oleh Elon Musk
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.