WASHINGTON DC, KOMPAS.com - FBI telah menyita data elektronik seorang pensiunan jenderal bintang empat yang menurut pihak berwenang membuat pernyataan palsu.
Dia juga dituduh menahan dokumen "yang memberatkan" tentang perannya dalam kampanye lobi asing ilegal atas nama negara Qatar yang kaya di Teluk Persia.
Dilansir AP, pengajuan pengadilan federal baru yang diperoleh Selasa (7/6/2022) menguraikan potensi kasus pidana terhadap mantan Jenderal Marinir John R Allen.
Baca juga: Rencanakan Pembunuhan George W. Bush, Pria Irak Ditangkap FBI di AS
Dia memimpin pasukan AS dan NATO di Afghanistan sebelum diangkat pada 2017 untuk memimpin lembaga pemikir Brookings Institution yang berpengaruh.
Ini adalah bagian dari penyelidikan yang meluas yang telah menjerat Richard G Olson, mantan duta besar untuk Uni Emirat Arab dan Pakistan yang mengaku bersalah atas tuduhan federal minggu lalu.
Juga Imaad Zuberi, seorang donor politik yang produktif, yang sekarang menjalani hukuman penjara 12 tahun atas tuduhan korupsi.
Beberapa anggota Kongres telah diwawancarai sebagai bagian dari penyelidikan.
Baca juga: Kepala FBI: Ancaman dari China Lebih Berani dan Merusak dari Sebelumnya
Pengajuan pengadilan merinci upaya di balik layar Allen untuk membantu Qatar memengaruhi kebijakan AS pada 2017 ketika krisis diplomatik meletus antara monarki Teluk Persia yang kaya gas dan tetangganya.
“Ada bukti substansial bahwa pelanggaran ini disengaja,” tulis agen FBI Babak Adib dalam aplikasi surat perintah penggeledahan, mengacu pada Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing.
Allen juga salah menggambarkan perannya dalam kampanye lobi kepada pejabat AS, tulis Adib, dan gagal mengungkapkan "bahwa dia secara bersamaan mengejar kesepakatan bisnis jutaan dolar dengan pemerintah Qatar."
FBI mengatakan Allen memberikan "versi palsu dari peristiwa" tentang pekerjaannya untuk Qatar selama wawancara tahun 2020 dengan pejabat penegak hukum.
Dia juga disebut gagal menghasilkan pesan email yang relevan sebagai tanggapan atas panggilan pengadilan juri sebelumnya.
Baca juga: Teka-teki Kematian Selebgram Gabby Petito Terjawab, FBI Ungkap Pembunuhnya
Allen menolak mengomentari pengajuan baru. Dia sebelumnya membantah pernah bekerja sebagai agen Qatar dan mengatakan usahanya di Qatar pada 2017 dimotivasi untuk mencegah pecahnya perang di Teluk yang akan membahayakan pasukan AS.
Juru bicara Allen Beau Phillips mengatakan kepada AP pekan lalu bahwa Allen "secara sukarela bekerja sama dengan penyelidikan pemerintah atas masalah ini."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.