JENEWA, KOMPAS.com - Jumlah kasus baru dan kematian Covid-19 turun hampir di seluruh dunia berdasarkan angka yang dilaporkan secara global pekan lalu, meski peningkatan masih terjadi di Timur Tengah dan Asia Tenggara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan penurunan Covid-19 yang terus berlanjut dari puncaknya pada Januari, sebagai “tren yang sangat menggembirakan.”
Baca juga: Setelah Pandemi Covid-19, Ini Krisis Kesehatan Global Berikutnya yang Diprediksi Pakar
Namun, dia memperingatkan bahwa pandemi belum berakhir dan mendesak untuk berhati-hati, bahkan ketika banyak negara telah menurunkan protokol virus corona mereka, dan beralih ke upaya untuk hidup dengan virus.
Tedros mencatat bahwa 18 bulan setelah program imunisasi virus corona massal pertama dimulai di negara-negara kaya, 68 negara di seluruh dunia belum melindungi 40 persen rakyatnya.
Sementara itu, kata dia, meski sekarang vaksin yang cukup tersedia, permintaan telah turun.
“Persepsi bahwa pandemi telah berakhir dapat dimengerti, tetapi salah arah,” kata kepala WHO itu sebagaimana dilansir AP pada Rabu (8/6/2022).
“Varian baru dan bahkan lebih berbahaya dapat muncul kapan saja, dan sejumlah besar orang tetap tidak terlindungi.”
Laporan pandemi WHO mencatat bahwa kasus mingguan baru naik 19 persen di Timur Tengah dan naik tipis 1 persen di Asia Tenggara, sementara turun di tempat lain.
Baca juga: Korea Utara Laporkan 79.100 Kasus dan 1 Kematian di Tengah Gelombang Covid-19
Jumlah kematian meningkat 7 persen di Pasifik Barat, dan turun di tempat lain di dunia minggu lalu.
Adapun di Amerika Serikat yang mencatat jumlah kematian tertinggi sepanjang pandemi, badan kesehatan AS juga melaporkan dalam pembaruan mingguannya pada Rabu (8/6/2022) mencatat kasus yang dikonfirmasi turun 12 persen menjadi lebih dari 3 juta dan kematian dilaporkan turun 22 persen menjadi sekitar 7.600.
WHO sebelumnya telah mencatat bahwa jumlahnya kasus baru dan kematian akibat Covid-19 yang kini tercatat mungkin terlalu rendah, dan bergantung pada strategi pengujian dan pelaporan negara.
Pekan lalu, kepala kedaruratan WHO Dr Michael Ryan mengatakan wabah Covid-19 di Korea Utara semakin parah, bukan membaik.
Meskipun banyak tawaran bantuan, termasuk vaksin, negara tertutup itu masih belum menerima tawaran bantuan dari WHO dan belum membagikan informasi lebih rinci tentang bagaimana wabah berkembang di sana.
Baca juga: Covid-19 di Korea Utara, Pemerintah Klaim Terkendali, Warga Mengaku Sulit Dapat Obat Demam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.