Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Ketika Putin "Bermimpi" Jadi Tsar Rusia Modern

Kompas.com - 04/04/2022, 09:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 24 Februari lalu, Vladimir Putin mengejutkan dunia dengan memulai invasi di Ukraina. Profesor sejarah Rusia di Universitas Villanova (di Pennsylvania, Amerika Serikat) dan penulis "Understanding Russia: A Cultural History" (2018), Lynne Hartnett mengatakan, dunia sedang mencoba memahami invasi kekerasan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.

Namun, banyak yang tak menyadari bahwa invasi Putin ke Ukraina tidak berakar pada perhitungan rasional biaya dan manfaat. Sebaliknya, Putin sedang membuat langkah untuk merebut kembali status bangsanya sebagai Ketrasaran dan Kekaisaran yang disegani di panggung dunia. (The Washington Post, 2 Maret 2022).

Baca juga: Ukraina Rebut Kembali Kyiv, Pasukan Rusia Mundur Teratur

Dengan kata lain, Putin sedang ‘bermimpi’ menjadi Tsar Rusia modern.

Bermula di Kyiv

Situs Britannica.com menyebutkan bahwa sejarah Rusia dimulai dari Kyiv, ibu kota Ukraina yang digempur habis-habisan oleh pasukan Rusia dalam invasi saat ini.

Pada tahun 882, Pangeran Oleg dari Novgorod merebut Kyiv (Rusia menyebutnya Kiev) dan menyatukan tanah utara dan selatan Slavia Timur di bawah satu otoritas. Negara mengadopsi agama Kristen Katolik dari Kekaisaran Bizantium pada tahun 988, memulai sintesis budaya Bizantium dan Slavia yang mendefinisikan budaya Rusia untuk milenium berikutnya.

‘Kievan Rus' akhirnya hancur sebagai negara karena invasi Mongol pada 1237-1240 bersama dengan kematian sejumlah besar penduduk.

Setelah abad ke-13, Moskow menjadi pusat politik dan budaya. Moskow telah menjadi pusat penyatuan tanah Rusia.

Pada akhir abad ke-15, tepatnya pada 1480, Pangeran Ivan Agung menggulingkan Mongol. Ivan, yang juga dikenal dalam sejarah sebagai "pengumpul tanah Rusia", berhasil memperluas

Api dan kepulan asap terlihat setelah serangan Rusia di Odessa, Ukraina, Minggu (3/4/2022).AP PHOTO/MAX PSHYBYSHEVSKY Api dan kepulan asap terlihat setelah serangan Rusia di Odessa, Ukraina, Minggu (3/4/2022).
wilayah negaranya sebesar tiga kali lipat.

Pada awal abad ke-16, Rusia bertumbuh menjadi sebuah kerajaan besar. Ivan lalu membangun kekuatannya melalui pernikahannya dengan keponakan Kaisar Bizantium terakhir. Bahkan, ia juga mengklaim diri sebagai pewaris Kaisar Bizantium keturunan Julias Cesar dan menyebut Moskow sebagai Roma Ketiga - pewaris kekaisaran Romawi dan Bizantium.

Pada 1547 Ivan menggantikan nama Kerajaan Rusia menjadi Ketsaran Rusia dan menyebut diri sebagai Tsar Rusia pertama atau Ceasar pertama.

Tahun 1550-an, tsar yang kemudian dikenal sebagai Ivan the Terrible memperluas wilayah negaranya di sepanjang Volga selatan hingga ke Laut Kaspia. Dua puluh lima tahun kemudian, ia mensponsori ekspedisi penaklukan dan kolonisasi Siberia dan sebagian besar Asia Tengah.

Pada 1654, Tsar Alexis merebut kembali wilayah yang terletak di antara Rusia dan Sungai Dnieper. Ini termasuk sebagian besar Ukraina saat ini, termasuk Kyiv.

Kekaisaran Rusia

Encyclopædia Britannica menyebutkan bahwa putra Alexis, Peter the Great (Petrus Agung) membawa misi imperialis Rusia ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Dengan tentara yang diubah dan angkatan laut yang baru didirikan, Petrus Agung mengalahkan Swedia dan memperluas kerajaannya ke segala arah.

Sebagai pengakuan atas kemenangan militer dan penaklukan teritorialnya, pada tahun 1721 Petrus Agung mendeklarasikan Rusia sebagai sebuah kekaisaran dan dia adalah kaisarnya.
Jadi, Petrus Agung adalah Tsar Rusia terakhir dan Kaisar Rusia pertama. Sementara wilayah kekuasaan di sekitar Moskow dikenal sebagai ‘Rusia Raya’ atau hanya Rusia, sebagian besar wilayah yang sekarang disebut Ukraina dianggap ‘Rusia Kecil’ dengan status terjajah.

Baca juga: Rusia-Ukraina Terkini: Kremlin Ajukan Syarat Pertemuan Zelensky dan Putin

Setelah menaklukkan kekuatan Naopleon Bonaparte, Rusia mulai tampil sebagai sebuah kekaisaran terpandang di Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com