Seorang eksekutif Doctors Without Borders, menyerukan tindakan segera untuk menghindari "tragedi yang tak terbayangkan" di Kota Pelabuhan tersebut.
Doctors Without Borders adalah sebuah sebuah organisasi kemanusiaan medis internasional independen yang memberikan bantuan darurat bagi masyarakat yang terkena dampak konflik bersenjata, epidemi, orang-orang yang tidak mendapatkan layanan kesehatan serta korban bencana alam.
Kota Mariupol dilaporkan telah tanpa air dan listrik selama 11 hari.
Wali Kota Mariupol mengatakan kotanya sedang dibom "setiap 30 menit", dengan 1.200 warga sipil sudah tewas dan laporan orang kelaparan dan mayat di jalan-jalan.
Sebuah blok apartemen dan pabrik sepatu terkena serangan udara pertama di pusat kota Dnipro, dengan taman kanak-kanak juga rusak.
Kota Dnipro sampai sekarang dipandang sebagai tempat yang aman dari serangan Rusia.
Sebuah rumah untuk penyangdan disabilas di dekat Kharkiv di timur juga dilaporkan dibom pasukan Rusia, dengan 330 orang di sana pada saat itu.
Rusia juga mengumumkan lapangan udara militer Lutsk dan Ivano-Frankivsk, di Ukraina barat lebih dekat ke perbatasan Polandia, telah dilumpuhkan.
Para pemimpin Uni Eropa merencanakan pemberian tambahan 500 juta euro untuk dukungan militer bagi Ukraina dan sanksi "besar-besaran" terhadap Rusia, jika Kremlin melanjutkan perangnya.
Kremlin mengatakan pejuang Suriah dapat berjuang untuk Rusia di Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin mendukung rencana untuk merekrut 16.000 sukarelawan, sebagian besar dari Timur Tengah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskwa mempekerjakan "pembunuh" dari negara yang telah mereka hancurkan, seperti yang mereka lakukan di Ukraina.
Pejabat Ukraina mencatat, sekitar 100.000 orang telah dapat meninggalkan kota timur laut Sumy, kota timur Izyum, dan daerah barat laut Kyiv dalam dua hari terakhir.
Dikutip dari Reuters, Rusia membatasi akses ke Instagram, salah satu platform paling populer di sana.
Rusia mengklaim Instagram membawa konten yang mendesak orang untuk menyerang angkatan bersenjatanya.
Facebook pada Jumat kemarin, memberikan izin sementara terhadap unggahan seruan kekerasan terhadap Rusia.