KIEV, KOMPAS.com - Memasuki hari kedelapan serangan Rusia ke Ukraina pada Kamis (3/3/2022), konflik masih terjadi di mana-mana.
Rusia semakin bergerak maju, meskipun ada langkah-langkah menuju pembicaraan gencatan senjata. PBB pun juga mulai mengambil sikapnya.
Dikutip dari Al Jazeera dan AFP, berikut rangkuman Hari Kedelapan Serangan Rusia ke Ukraina, dalam poin per poin.
Pasukan Rusia merebut kota Kherson di Laut Hitam di selatan Ukraina, sebuah kemenangan signifikan bagi Moskwa setelah serangkaian kemunduran militer.
Pasukan Rusia juga mengepung Mariupol, di mana "pertempuran yang mengerikan" dilaporkan terjadi.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron, Putin berjanji untuk terus "berjuang tanpa kompromi" melawan apa yang dia sebut sebagai nasionalis di Ukraina. Macron mengatakan setelah itu dia takut "yang terburuk akan datang".
Kota kedua Ukraina, Kharkiv, terus berada di bawah serangan berat Rusia, dengan polisi dan gedung-gedung universitas yang terus dibombardir.
Sebanya 33 orang tewas setelah pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah, di kota Chernihiv, Ukraina utara, kata gubernur setempat.
Media Ukraina mengatakan beberapa "ledakan besar" telah terdengar di ibu kota Kiev, memicu sirene serangan udara di tengah pertempuran di pinggiran ibu kota.
Baca juga: Langkah Pasukan Rusia di Kiev Hanya Maju Sedikit Selama 3 Hari
Konvoi militer Rusia sepanjang bermil-mil di utara Kiev tetap berada lebih dari 30 km (18 mil) dari ibu kota karena tertunda oleh “perlawanan setia Ukraina” dan masalah logistik, kata kementerian pertahanan Inggris.
Rusia mengatakan 498 tentaranya tewas di Ukraina, korban tewas pertama yang diumumkan sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Jumlah sebenarnya korban di masing-masing pihak tidak diketahui. PBB telah mencatat setidaknya 227 kematian warga sipil, tetapi mengatakan jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Kenapa China Abstain di PBB, Bakal Serang Taiwan Juga?
Jaksa kepala Pengadilan Kriminal Internasional mengatakan penyelidikan aktif terhadap kemungkinan kejahatan perang di Ukraina "akan segera dilanjutkan" setelah kantornya menerima dukungan dari 39 negara.
Pembicaraan putaran kedua antara Rusia dan Ukraina mungkin dimulai di Belarus, tulis kantor berita Belarusia Belta, mengutip kepala perunding Rusia Vladimir Medinsky.